Cinderella Complex pada Perempuan




Penulis : Glory Sepsi Sinaga, S.Psi 

Capek banget kerja Ya Allah, pengen nikah! Capek banget ngurusin diri sendiri, pengennya diurusin. Kapan sih pangeran aku datang menyelamatkan aku, aku udah gak sanggup hidup didunia kayak gini terus. Soulmate LYS pasti sering mendengar beberapa pernyataan atau lebih tepatnya keluhan dari teman perempuan, atau satu kantor, atau saudara perempuan kita sendiri. Sebenarnya keluhan-keluhan diatas adalah hal yang wajar ya. Tapi bisa jadi secara tidak sadar ingin bergantung dengan orang lain dan sebenarnya berada di zona nyaman.

Apakah kamu seorang perempuan dewasa, atau perempuan remaja? Tapi gemar sekali membaca novel fiksi romatis dimana peran utama laki-laki dalam novel tersebuat adalah  CEO yang punya penthouse, punya bisnis dimana-mana, memiliki banyak pelayan atau bodyguard yang mengurus  segala keperluan sehari-hari? Secara tidak langsung mendambakan laki-laki seperti di novel-novel fiksi untuk menjadi pasangan dalam kehidupan nyata.

Laki-laki sering kali dianggap sebagai provider yaitu menyediakan dan memenuhi apapun untuk orang-orang terdekat dan orang-orang yang disayanginya. Sedangkan perempuan dianggap bagian menuntut atau bagian yang menerima apapun yang telah disediakan oleh laki-laki. Laki-laki itu selalu dianggap pelindung karena secara fisik jauh lebih kuat, harus mampu melakukan pekerjaan-pekerjaan berat,  inisiatif, peka dan lain sebagainya. Dalam sistem pacaran, laki-laki dianggap harus dominan, yang mengatur tempat dan jadwal kencan, yang membayar biaya kencan, menjemput kerumah perempuan sebelum berkencan. Sedangkan peremuan duduk manis menerima apa saja yang sudah  disediakan  oeh laki-laki. Atau hanya penikmat dari penyediaan laki-laki tersebut. Munculah mindset perempuan itu baiknya bergantung pada laki-laki, terutama laki-laki tersebut dianggap yang akan menjadi pasangan seumur hidup. Streotype  ini bisa jadi pengaruh dari  inilah yang menjadi cikal bakal munculnya Cinderella Complex atau Cinderella Syndrome. 

Sindrom Cinderella, atau Cinderella Complex, adalah sebuah konsep yang digunakan untuk mendefinisikan wanita yang memiliki kecemasan yang tinggi dan  takut menjadi mandiri. Istilah “Cinderella Complex” pertama kali dikemukakan oleh Collette Drowling yang merupakan seorang psikiatri di New York dan juga sekaligus penulis buku “The Cinderella Complex: Woman Hidden Fear from Independence” pada tahun 1981 (Aulia, 2019). Menurut Dowling,  Cinderella Complex merupakan ketergantungan psikologis yang terjadi pada perempuan yakni terdapat keinginan yang mendalam untuk dirawat dan dilindungi oleh orang lain terutama laki-laki (Ridaningsari & Fahmawati, 2022). Seperti dongeng Cinderella yang populer, seorang perempuan yang menunggu pangerannya.

    Aspek-aspek Cinderella Complex  menurut Dowling, 1994  (Ridaningsari & Fahmawati, 2022) yaitu:
 a. Mengandalkan orang lain terutama pria.
b. Pasif dalam mengembangkan diri.
 c. Rasa rendah diri
d. Kontrol diri eksternal yang tinggi.
e.  Ketakutan kehilangan feminitas.

    Menurut Dowling (Ridaningsari & Fahmawati, 2022) terdapat lima faktor yang mempengaruhi Cinderella Complex pada seseorang, yaitu:

a. Kebutuhan untuk dicintai tidak terpenuhi selama masa kecil.
b. Adanya dominasi orang tua yang membatasi anak dalam menentukan segala aktifitas
c. Adanya pertolongan dan perlindungan yang berlebihan pada wanita
d. Budaya yang menganggap wanita adalah makhluk lemah.
e. Media massa yang menampilkan cerita dan standar kecantikan wanita

Memimpikan sosok laki-laki sebagai penolong, bisa memenuhi segala kebutuhan dan bisa jadi pelindung adalah ciri khas utama  Cinderella Complex.  Jika kamu saat ini adalah perempuan  yang kecenderungan menerima segala pilihan dan keputusan yang diambil oleh pasangan. Merasa ingin selalu Bersama pasangan. Merasa tidak aman, dan kehilangan percaya diri jika tidak bersama pasangan. Merasa hidup yang ideal adalah hidup jika ada pasangan yang mampu memimpin, melindungi dan mengayomi, ini bisa saja tanda-tanda kamu sudah terkena Sindrom Cinderella Complex.

Cinderella Complex belum dikategorikan sebagai ganguan mental dalam Diagnostic and statistical manual of mental disorders : DSM-5. Gangguan yang mendekati kemungkinan adalah Gangguan kepribadian dependen atau Dependent Personality Disorder.  Konsultasi segera dengan para ahli jika kamu merasa mengalami gejala-gejala yang disebutkan di atas. Tingkatkan self esteem dan komunikasikan dengan pasangan.


 

Referensi:

Aulia, N. (2019). Cinderella Complex dan Preferensi Pemilihan Pasangan Hidup Pada Wanita Dewasa Awal Penggemar Drama Korea. Psikoborneo, 7, 13-21.

Ridaningsari, A., & Fahmawati, Z. N. (2022). The Relationship Between Self-Concept and Cinderella Complex in Grade 11 Students in Vocational High School. Hubungan Antara Konsep Diri dengan Cinderella Complex Pada Siswa Kelas 11 di Sekolah Menengah Kejuruan. Psikologia : Jurnal Psikologi, 1-7.

 

 


Comments

Popular posts from this blog

Bedanya kebutuhan emosi pria dan wanita

Evaluasi dan Refleksi Diri, Caranya?

Apa Itu Conformity?