Seputar Resolusi Tahun Baru: Bagian 1
Seputar Resolusi Tahun Baru: Bagian 1
Penulis: Rania Hendradwiputri, S.Psi
Halo Soulmate LYS selamat tahun baru! Tahun baru, resolusi baru, nih. Kali ini kita akan bicara seputar resolusi tahun baru. 🙂 Mulai dari mengapa resolusi tahun baru seringkali gagal, sampai cara bagaimana kita tetap dapat menjalankan resolusi tahun baru kita. Tanpa berlama-lama, let’s go! 🙌❤️✨
Alasan mengapa resolusi tahun baru seringkali gagal adalah, kita berpikir terlalu besar dan lebar, kita tidak memikirkan “mengapa” kita mesti melakukan resolusi tertentu, dan mungkin kita belum siap akan perubahan. Mari kita bedah satu per satu.
Berpikir terlalu besar dan lebar di sini adalah, kita cenderung berpikir membuat resolusi akan menimbulkan perubahan besar dan instan dalam hidup kita. Tetapi, dalam kenyataannya, manusia tidak dapat melakukan perubahan secara besar dan instan, mesti secara perlahan namun pasti. Ambillah contoh, kita ingin kurus. Tetapi kita akan menemukan diri kita sulit untuk mengatur pola makan dan minum yang sehat, serta olahraga secara teratur. Manalagi akan ada gangguan-gangguan yang menggoda seperti snack dan tontonan menyenangkan, membuat kita semakin malas untuk melakukannya. Hanya di awal-awal saja kita akan antusias, tetapi semakin ke belakang, kita akan kehilangan antusiasme itu. Semua itu dikarenakan kita berpikir terlalu besar dan lebar. Jadikanlah gol besar itu gol kecil, maka itu akan mempermudah kita untuk bergerak. “Aku ingin kurus” dapat dipecah menjadi “aku ingin berjalan kaki selama 30 menit dalam sehari” atau “aku ingin makan salad tiap satu kali sehari”.
Selama kita menentukan resolusi kita, apa kita pernah berpikir “untuk apa” resolusi ini dijalankan? “Mengapa” resolusi ini ada untuk kita? “Mengapa” kita perlu melaksanakan resolusi ini? Jika itu untuk memenuhi ekspektasi orang lain, untuk mendapatkan pujian dari orang lain, untuk supaya tidak mendapatkan tekanan dari orang lain, maka coba dipikir-pikir lagi. Resolusi itu untuk dirimu, lho. Jadi kamu harus benar-benar ingin melakukan resolusi itu untuk dirimu sendiri, bukan atas dasar orang lain dengan alasan apa pun. Kembali ke contoh “aku ingin kurus” kenapa kamu ingin kurus? Apakah karena orang lain mengejek tubuhmu? Jangan jadikan itu alasan untukmu melaksanakan resolusi. Motivasi eksternal tidak akan bertahan lama. “Aku ingin menguruskan badanku karena aku ingin sehat, dan keinginan ingin sehat ini datang dari dalam diriku sendiri” ini adalah contoh motivasi internal yang datang dari diri kita sendiri.
Yang terakhir, mungkin kita memang belum siap dengan perubahan. Mungkin kita memang belum siap melakukan suatu perubahan. Mungkin kita memang belum siap menghadapi tantangan yang ada pada saat kita melakukan perubahan. Tidak apa-apa. Perubahan itu memang menakutkan, kok. Change is scary, indeed. It takes quite a while to adjust with the desire of changing ourselves. Tidak apa-apa, baby step is still a step. Bahkan kamu memiliki niat untuk membuat resolusi tahun baru saja sudah sangat bagus. Tidak perlu berhasil untuk dapat dikatakan bagus. Bahkan jika kamu tidak memiliki resolusi apa pun, itu juga tidak apa-apa. Kamu hidup saja sudah lebih dari cukup. Kamu, Tuhan, dan semesta yang tahu kapan kamu siap mengubah diri. Memintalah dukungan dari Tuhan dan semesta, serta orang-orang terdekat untuk menyemangatimu mengubah diri, jika kamu memang menginginkannya.
Nah, ini adalah alasan-alasan di balik mengapa resolusi tahun baru seringkali gagal. Lantas, bagaimana caranya agar kita dapat melaksanakan resolusi tahun baru kita dengan lancar? Tunggu part 2 dari artikel ini, ya! 🤗🩷✨
DAFTAR REFERENSI
Vinney, C. (2023, December 7). The Psychology Behind Why New Year’s Resolutions Fail. verywellmind. Retrieved from https://www.verywellmind.com/why-new-years-resolutions-fail-6823972
Comments
Post a Comment