Menyembuhkan Inner Child dengan Self-Love, Bagaimana Caranya?
Oleh : Gita Rianti D Pratiwi, S.Psi
Akhir-akhir ini, media sosial sering diramaikan dengan isu-isu berbau inner child. Contohnya saja, ada seseorang yang sudah terbilang dewasa menunjukkan ketertarikan dengan mainan anak kecil sambil mengatakan “ini sisi inner childku yang belum terpenuhi dulu”. Ada juga pasangan laki-laki dan perempuan, yang mana salah satunya selalu menuruti keinginan dari yang lainnya sehingga mereka menyebutnya, “bersama dia, inner childku selalu dituruti”.
Dari beberapa fenomena diatas, sepertinya inner child identik dengan hal-hal yang tidak terpenuhi di masa kecil ya? Nah, Soulmate LYS sendiri pasti sudah ada juga yang pernah mendengar sekilas tentang inner child kan? Lalu, sebenarnya apa sih inner child itu?
Jadi, inner child itu merupakan sisi kepribadian dalam diri seseorang yang dihasilkan dari pengalaman masa kecil yang pada akhirnya berdampak pada kehidupan masa sekarang. Pengalaman masa kecil tersebut dapat berupa pengalaman yang menyenangkan ataupun pengalaman yang kurang menyenangkan.
Artinya, ketika seseorang memiliki peristiwa atau pengalaman hidup yang menyenangkan semasa kecil dengan keluarga, maka hal itu juga akan memberikan dampak positif terhadap mentalnya dikemudian hari. Secara tidak langsung hal ini juga akan membentuk inner child yang positif pada diri seseorang.
Sebaliknya, pengalaman yang tidak menyenangkan semasa kecil akan mengakibatkan luka batin yang belum terselesaikan sehingga akan berpengaruh pada perilaku seseorang di masa yang akan datang. Inner child negative inilah yang akan terbentuk dan akan berpengaruh pada kesehatan mental seseorang.
Solmate LYS tahu tidak, apa akibat dari inner child negative yang menetap pada diri seseorang? Misalnya, pada saat kecil seseorang mendapatkan perilaku yang kurang baik dari orang tuanya yang mengakibatkan trauma, sehingga pada masa dewasa, dia akan menunjukkan trust issue atau sulit percaya dengan orang lain, tidak percaya diri, mudah tersinggung, takut disakiti orang lain, merasa tidak aman dan banyak lagi lainnya.
Jadi, mengenai isu inner child yang sering terdengar akhir-akhir ini, ada baiknya kita mengetahui dulu gejala dari seseorang yang mengalami inner child negatif. Apa saja ya? Seseorang yang memiliki gejala inner child negative seringkali merasa insecure, merasa haus akan kasih sayang, merasa tidak berdaya dan merasa dirinya tidak berharga.
Setelah mengetahui gejalanya, ada tidak ya cara yang bisa dilakukan untuk menyembuhkan inner child negatif pada diri seseorang? Jawabannya, tentu ada.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menyembuhkan inner child adalah dengan self love. Self love atau mencintai diri sendiri, artinya kita mencintai semua apapun yang ada pada diri kita termasuk mencintai inner child itu sendiri.
Contohnya, jika pada saat kecil kita mengalami trust issue atau rasa tidak percaya atas kasih sayang orang tua, maka sekarang mulailah dengan memberikan kepercayaan untuk mencintai diri sendiri terlebih dahulu hingga akhirnya perlahan kamu akan memahami bahwa tidak ada alasan untuk menjadikan inner child yang negative sebagai pemakluman atas sikap burukmu di kemudian hari.
Nah, selanjutnya gimana sih cara menumbuhkan self love? Berikut tipsnya!
Menumbuhkan sikap percaya diri atau self esteem
Kenali diri dengan lebih dekat
Tidak membandingkan diri dengan orang lain
Tidak memikirkan perkataan orang lain
Selalu ingat tidak ada orang yang sempurna
Ambil keputusan dengan percaya diri
Kenali ketakutan bukan menjauhinya
Menjaga gaya hidup dan gaya hidup positif
Menjaga circle pertemanan dengan orang yang positif
Gimana soulmate LYS? Udah kebayang kan gimana caranya supaya kita bisa menumbuhkan self love, sebagai salah satu upaya kita dalam menyembuhkan inner child. Self love mungkin terlihat susah-susah gampang, maka dari itu mulai lakukan cara-cara diatas untuk perlahan mulai mencintai diri kita sendiri. Pada akhirnya, dengan kita mencintai diri kita sendiri, hidup kita akan menjadi lebih bahagia serta dapat menerima kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri, termasuk inner child itu sendiri.
Referensi :
Surianti.(2022).”Inner child : Memahami dan Mengatasi Luka Masa Kecil.” Jurnal Media Intelektual Muslim dan Bimbingan Rohani , 8 (22).
Rani, N, E., dkk. (2022). “Pentingnya Self love Serta Cara Menerapkan Dalam Diri.” SICEDU : Science and Education Journal, 1(2).
Comments
Post a Comment