Avoid Toxic Positivity 101: How to Positive Thinking “Positively” Guide
Avoid Toxic Positivity 101: How to Positive Thinking “Positively” Guide
Penulis: Rania Hendradwiputri, S.Psi
“Waktu bakal nyembuhin luka kamu.”
“Nonton aja video lucu, kelar, deh!”
“Udah, jangan sedih terus! Nggak baik!”
Hai Soulmate LYS. Bagaimana kabar kalian hari ini? Semoga kalian baik-baik saja ya Soulmate LYS. Kalaupun belum baik-baik saja, semoga senantiasa diberikan kekuatan untuk melalui kehidupan. Apakah Soulmate LYS sering mendengar, atau bahkan mengatakan kalimat di atas kepada diri sendiri atau orang lain? Awas Soulmate LYS, kalimat di atas adalah contoh toxic positivity.
Padahal Soulmate LYS, faktanya toxic positivity memiliki dampak yang jauh berlawanan dengan positive thinking, lho. Toxic positivity dapat menambah tingkat stres, kecemasan, dan rasa putus asa hingga depresi. Selain itu, toxic positivity juga dapat memunculkan rasa bersalah yang kuat dan benci pada diri sendiri. Tidak tertinggal, emosi yang dipendam terus-menerus akan menyebabkan penyakit fisik seperti pusing, maag, sakit perut, dan semacamnya. Yuk, mari kita jeli bedakan mana yang positive thinking, mana yang positive thinking. Karena toxic positivity akan meninggalkan dampak yang tidak baik untuk kesehatan fisik dan mental kita. Mari kita belajar apa itu sebenarnya positive thinking melalui artikel minggu ini.
Jadi, sebetulnya positive thinking itu bagaimana, ya? Patut diingat bahwa positive thinking bukan artinya mengabaikan emosi dan peristiwa negatif yang sedang terjadi. Positive thinking bukan artinya menolak dan meniadakan emosi dan peristiwa negatif yang sedang terjadi. Positive thinking artinya:
Mencoba untuk melihat masalah dari sudut pandang yang lebih sehat
Menggali makna positif dari kejadian negatif
Menanamkan pada diri bahwa akan datang hari di mana kita akan baik-baik saja, jika saat ini sedang tidak baik-baik saja
Tetap rasional dan realistis, serta menyesuaikan dengan kemampuan mental dan fisik kita
Positive thinking akan sulit dilakukan ketika kita sedang dalam kondisi emosi yang intens. Apakah Soulmate LYS mengalami kesulitan bilamana mengusahakan untuk positive thinking ketika emosi negatif sedang melanda secara intens? Minlove paham akan itu, kok. Jadi, Minlove menyarankan Soulmate LYS untuk sempatkan untuk menenangkan dirimu terlebih dahulu dengan cara:
Menceritakan ke orang yang dipercaya
Melakukan hobi
Melakukan journaling
Menggambar
Menyempatkan waktu sendiri
Menghadiahi diri sendiri, seperti membeli makanan/barang favorit
Olahraga ringan, seperti yoga dan jogging
Dampak penerapan positive thinking yang tepat terhadap kita adalah sebagai berikut. Dampaknya keren-keren, lho, Soulmate LYS.
Kita dapat mengendalikan tingkat stres dan kecemasan kita
Menumbuhkan rasa optimis terhadap hidup dan puas dengan diri sendiri
Memperkuat rasa bahagia dan bangga pada diri sendiri
Lebih produktif, kreatif, dan cepat mengambil keputusan serta menyelesaikan masalah
Kita jadi lebih sehat secara fisik
Namun, apa contoh positive thinking yang baik dan benar? Nah, sini Minlove kasih tahu. Ini dia contoh positive thinking yang baik dan benar!
Demikian artikel tentang menghindari toxic positivity dan menerapkan positive thinking yang baik dan benar. Take care of yourself and be well, Soulmate LYS.
SUMBER REFERENSI
Cherry, K. (2023, May 15). Toxic Positivity—Why It's Harmful and What to Say Instead. verywellmind. Retrieved from https://www.verywellmind.com/what-is-toxic-positivity-5093958
Comments
Post a Comment