Bagaimana Cara Membangun Hubungan yang Berkualitas dengan Orang Lain? Bagian Dua

Bagaimana Cara Membangun Hubungan yang Berkualitas dengan Orang Lain? Bagian Dua

Penulis: Rania Hendradwiputri, S.Psi


Hai Soulmate LYS. Bagaimana kabarnya hari ini? Semoga tetap sehat fisik dan mental ya. Jika belum sehat fisik ataupun mental, semoga diberikan kedamaian dan keberuntungan, serta kesegeraan dalam mencapai sehat fisik mental. Artikel minggu lalu telah membahas bagian pertama dari tema “Bagaimana Cara Membangun Hubungan yang Berkualitas dengan Orang Lain?”. Kini adalah lanjutan dari artikel minggu lalu. Semoga artikel ini dan juga artikel sebelumnya bermanfaat untuk Soulmate LYS dalam membangun hubungan yang berkualitas dengan orang lain. Hubungan yang berkualitas penting sekali untuk kesehatan mental kita yang juga akan merujuk pada kepuasan hidup kita, jadi kita akan jauh lebih sehat secara fisik juga jika kepuasan hidup kita tinggi. Nah, tanpa berlama-lama, mari kita lanjutkan pembahasan minggu lalu.

Untuk membangun hubungan yang berkualitas dengan orang lain, terdapat beberapa hal yang patut diperhatikan, nih, Soulmate LYS. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu Soulmate LYS untuk membangun dan mempertahankan hubungan yang baik, efektif, dan suportif dengan orang lain:

1. Pertahankan komunikasi yang baik. Komunikasi yang sehat dan efektif sangat penting dalam membangun hubungan yang berkualitas tinggi. Menjaga komunikasi terbuka, menyesuaikan batasan masing-masing, serta mengungkapkan perasaan dan pikiran dengan jelas dapat membantu mencegah probabilitas kesalahpahaman dan meningkatkan rasa keterhubungan dan “sense of belonging”.

2. Jangan lupa untuk menjadi pendengar yang baik. Selain berbicara, mendengarkan juga merupakan faktor penting dalam membangun hubungan yang baik, efektif, dan suportif. Mendengarkan dengan penuh perhatian dapat membantu memperkuat hubungan antara individu. Tentu, Soulmate LYS juga perlu memperhatikan batasan diri Soulmate LYS, ya. Bilamana tidak sedang berkapasitas untuk mendengarkan, maka jangan dipaksakan, oke?

3. Bangun rasa saling percaya. Kepercayaan adalah dasar dari setiap hubungan yang sehat. Dengan membangun kepercayaan, Anda dapat memperkuat ikatan dengan orang lain dan merasa lebih nyaman saat berinteraksi. Kepercayaan dipersepsikan berbeda oleh masing-masing orang dan cara untuk meraih kepercayaan juga berbeda, namun kepercayaan memiliki satu “benang merah” yang sama: kita menyerahkan kendali sepenuhnya pada orang lain. Kita tidak mencoba untuk mengendalikan orang lain karena kita percaya mereka akan memperlakukan kita dengan baik. Dan, kita juga mempertahankan kendali atas diri kita dan mereka menghargai itu. Itu adalah dasar dari kepercayaan yang paling utama.

4. Menghargai perbedaan. Menghargai perbedaan diri sendiri dan orang lain adalah kunci membangun hubungan yang sehat. Memahami bahwa setiap orang memiliki pandangan dan nilai yang berbeda dapat membantu menghindari konflik dan memperkuat hubungan.

Semoga tips-tips di atas bisa membantu Anda dalam membangun hubungan yang lebih baik dengan orang lain, ya, Soulmate LYS! Jangan ragu untuk mencoba dan mengembangkan keterampilan sosial untuk meningkatkan kualitas hubungan Anda dengan orang lain. Take care of yourself and be well!

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Bedanya kebutuhan emosi pria dan wanita

Image
Penulis : Ghea Rae Sabrina  Seringkali komunikasi menjadi masalah dalam suatu hubungan pria dan wanita. Saat wanita sering merasa tidak dimengerti oleh pria, di sisi lain pria menganggap wanita itu rumit dan sulit ditebak.d an juga pada saat pria merasa sering tidak dihargai oleh wanita, sementara  wanita merasa ego pria telalu tinggi sehingga mudah marah dan tersinggung.  Masalah komunikasi diantara pria dan wanita ini penyebabnya adalah berasumsi kalau pria dan wanita memiliki kebutuhan emosional yang sama. Akibatnya perlakuan yang bermodalkan kasih sayang ini disalahpahami oleh pasangan.  Tenryata pria dan wanita memiliki kebutuhan 6 emosional yang berbeda. Kebutuhan emosional ini saling berpasangan dan saling memengaruhi. seperti halnya siklus, begitu juga dengan kebutuhan emosional dari dasar pria terpenuhi, ia akan terdorong untuk memenuhi kebutuhan dasar pasangannya. Begitu juga saat kebutuhan dasar wanita terpenuhi, secara alamiah wanita akan memenuhi kebutha...
Read more

Evaluasi dan Refleksi Diri, Caranya?

Image
Evaluasi dan Refleksi Diri, Caranya? Penulis: Rania Hendradwiputri, S.Psi Evaluasi dan refleksi diri adalah salah satu proses penting dalam pengembangan diri seseorang dan pertumbuhan kesehatan dan kesejahteraan mental seseorang. Kapan dan mengapa kita perlu melakukan evaluasi dan refleksi diri? Kapannya adalah setiap saat kita selesai menjalani hari, setiap kita selesai melakukan sesuatu, dan mengapanya adalah agar kita dapat senantiasa memetik pembelajaran baru setiap saat dan mempelajari serta menghayati pengalaman setiap saat. Ini adalah tips dari Minlove untuk melakukan evaluasi dan refleksi diri: 1. Menulis jurnal. Menulis jurnal adalah cara yang efektif untuk merefleksikan pikiran, perasaan, dan pengalaman sehari-hari. Tulislah tentang apa yang terjadi, bagaimana itu mempengaruhi kita, dan apa hikmah yang dapat dipetik dan dipelajari dari pengalaman itu. 2. Menanyakan diri sendiri pertanyaan-pertanyaan reflektif. Tanyakanlah pada diri sendiri pertanyaan-pertanyaan seperti “apa y...
Read more

Apa Itu Conformity?

Image
Apa Itu Conformity? Penulis: Rania Hendradwiputri, S.Psi “Hmmm …, memang, sih, buku A tidak bagus!” Padahal kamu berpikir bahwa buku A bagus, tetapi gara-gara teman-temanmu berpikir buku A tidak bagus, kamu merasa kamu perlu untuk mengikuti pendapat mereka. “Hmmm …, kalian benar juga, sih, B tidak cocok untuk diajak berteman!” Padahal kamu berpikir bahwa B pantas untuk diajak berteman, tetapi kamu memilih untuk bilang seperti itu karena teman-temanmu tidak menyukai B. Pernahkah kalian mengalami hal-hal di atas, Soulmate LYS? Nah, itulah yang dinamakan dalam dunia psikologi sebagai conformity, atau dalam bahasa Indonesia konformitas, yaitu tendensi manusia untuk mengikuti tindakan, tingkah laku, pemilihan sikap, opini, pikiran, dan perasaan orang lain di sekitar mereka. 🙂 Konformitas biasa disebabkan oleh social pressure, seperti takut akan dihakimi oleh orang lain apabila kita memiliki opini atau sudut pandang yang berbeda dengan orang lain. Walhasil, kita memutuskan untuk iya-iya saj...
Read more