Apakah Kamu Sedang Memenuhi Egomu?: Overcompensate

Apakah Kamu Sedang Memenuhi Egomu?: Overcompensate

Penulis: Rania Hendradwiputri, S.Psi


Hai Soulmate LYS pembaca setia artikel LoveYourself Indonesia. Apakah Soulmate LYS pernah mendengar istilah overcompensate? Overcompensate adalah suatu tindakan di mana seseorang melakukan usaha berlebihan untuk mengatasi atau menutupi kekurangan atau ketidakmampuan dirinya. Contohnya, seseorang yang merasa tidak percaya diri atas penampilannya, kemudian akan berusaha untuk memperbaiki penampilannya dengan cara yang berlebihan seperti menghabiskan banyak uang untuk membeli baju dan kosmetik, atau melakukan operasi plastik tanpa mempertimbangkan risiko yang mungkin saja terjadi. Contoh lainnya adalah menutupi kekurangan finansial, fokus terlalu berlebih ke pencapaian, menggunjing pencapaian dan kemampuan orang lain, dan sering menaruh asumsi negatif pada orang lain. Tanpa disadari, seseorang yang melakukan semua itu sedang “memberi makan” rasa tidak percaya dirinya, sedang “memberi minum” rasa insecurity yang dirasakan, dan hal ini tentu tidak baik jika terus-menerus dilakukan untuk kesehatan mental ke depannya.

Upaya overcompensation ini seringkali hanya memberikan efek penghilangan sementara dari kecemasan atau ketidakmampuan yang dirasakan, dan tidak mengatasi akar permasalahannya. Jadi, seseorang akan terjebak akan melakukan overcompensation berkali-kali, bagai lingkaran setan, untuk mengatasi pikiran dan perasaan tidak nyaman yang dialami. Mengatasi secara sementara tanpa benar-benar “mencabut” akarnya bukan hal yang bijak untuk dilakukan, bukankah demikian, Soulmate LYS? Dianjurkan untuk lebih fokus pada pengembangan keterampilan dan kemampuan yang sesuai dengan keinginan Soulmate LYS, daripada hanya mengandalkan opsi overcompensation sebagai solusi jangka pendek. Ingin sejahtera sehat mental dalam jangka panjang, bukankah demikian, Soulmate LYS? Jadi, hadapilah pikiran dan perasaan tidak nyaman yang dirasakan, kendati menyakitkan, Soulmate LYS tidak akan sendiri melaluinya. Banyak orang baik di dunia ini yang akan mau membantu dan menemani Soulmate LYS memproses pikiran dan perasaan yang dialami.

Untuk mengatasi tendensi overcompensation, Soulmate LYS dapat mempertimbangkan beberapa hal berikut:

1. Mengenali kelemahan dan kekurangan diri. Menjadi lebih sadar terhadap kelemahan dan kekurangan diri dapat membantu untuk memperbaiki keterampilan dan kemampuan yang memang perlu ditingkatkan tanpa perlu melakukan usaha yang berlebihan. Take your time, Soulmate LYS. Don’t be so hard on yourself.

2. Fokus pada pengembangan diri. Alihkan fokus dari upaya overcompensation ke pengembangan keterampilan dan kemampuan diri. Hal ini akan membantu merasa lebih percaya diri tanpa harus terlalu bergantung pada opsi overcompensation. Jika sulit sendirian, bisa mengajak teman atau kerabat yang suportif untuk berkembang bersama.

3. Jangan membandingkan diri dengan orang lain. Membandingkan diri dengan orang lain dapat menyebabkan kecenderungan untuk melakukan overcompensation. Ingatlah bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, jadi tidak ada gunanya membandingkan diri dengan orang lain.

4. Jangan memandang orang lain sebagai musuh ataupun lawan, melainkan sebagai teman. Kita semua memiliki jalan masing-masing, jadi tidak ada yang saling melawan satu sama lain. Malah, kita berjalan masing-masing bersama-sama menuju gol masing-masing. Daripada memandang menggunakan sudut pandang kompetitif, bagaimana jika memandang menggunakan sudut pandang yang jauh lebih damai? Dunia ini indah dengan segala perbedaan manusia.

5. Terlibat dalam aktivitas dan komunitas positif, seperti olahraga, seni, atau kegiatan dan komunitas yang sesuai dengan minat dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri dan memperkuat keterampilan serta kemampuan yang dimiliki.

Jika Soulmate LYS masih mengalami kesulitan untuk mengatasi overcompensation, maka dianjurkan untuk mengunjungi profesional seperti psikolog, psikiater, atau peer counselor, oke? Take care of yourself and be well, Soulmate LYS!


SUMBER REFERENSI

https://www.verywellmind.com/what-is-compensation-2794972#toc-what-is-compensation

https://psychologenie.com/explanation-of-overcompensation-in-psychology-with-examples

Comments

Popular posts from this blog

Bedanya kebutuhan emosi pria dan wanita

Evaluasi dan Refleksi Diri, Caranya?

Apa Itu Conformity?