Mengapa Setiap Mengalami Emosi Intens Merasa Ingin Muntah?


Penulis: Rania Hendradwiputri, S.Psi


Kembali lagi bersama artikel LoveYourself Indonesia, Soulmate LYS sekalian. Kali ini artikel LoveYourself Indonesia akan membawakan topik tentang hubungan antara emosi yang tinggi intensitasnya dengan rasa mual dan ingin muntahnya seseorang. Pernahkah Soulmate LYS merasa mual dan ingin muntah, atau bahkan sampai muntah, ketika Soulmate LYS merasakan emosi yang tinggi intensitasnya? Seperti terlalu sedih, terlalu marah, terlalu malu, terlalu kecewa, terlalu cemas, atau bahkan terlalu bahagia? Soulmate LYS tahu, tidak, bahwa ini adalah sesuatu yang normal untuk dirasakan, lho. Memang ada kaitannya, emosi yang terlalu intens dengan kinerja sistem pencernaan kita.

“Mengapa setiap saya mengalami emosi yang intens maka saya merasa ingin muntah?” Gejala ini dapat disebabkan oleh adanya keterkaitan antara emosi dan sistem pencernaan secara umum. Ketika seseorang mengalami emosi yang kuat seperti kecemasan, kekecewaan, atau kemarahan, otak akan melepaskan hormon stres yang dinamakan kortisol yang dapat mempengaruhi metabolisme tubuh termasuk saluran pencernaan.

Di samping itu, ketegangan yang dihasilkan dari emosi yang intens juga dapat mengakibatkan kontraksi pada otot-otot saluran pencernaan sehingga menghambat proses pencernaan makanan. Akibatnya, sensasi mual dan ingin muntah, bahkan sampai muntah pun terjadi, nih, Soulmate LYS.

Kemudian, apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal ini? Untuk membantu mengatasi gejala ini, Soulmate LYS dapat mempraktikkan relaksasi seperti meditasi, sebagai contoh meditasi visualisasi atau teknik pernapasan dalam, sebagai contoh square breathing. Di samping itu, penting juga untuk kita mengelola emosi dengan cara yang sehat seperti berbicara pada orang-orang yang dipercaya, menulis, menggambar, mendengarkan musik, berolahraga secara teratur, dan tidur serta makan dan minum yang cukup. Jika masalah ini terus berlanjut, Soulmate LYS dapat berkonsultasi dengan ahli seperti psikolog, psikiater, atau dokter spesialis penyakit dalam untuk mendapatkan bantuan lebih lanjut. Take care of yourself and be well always, Soulmate LYS. ❤️




DAFTAR REFERENSI

https://elemental.medium.com/how-your-negative-emotions-can-literally-make-you-sick-e6d8f363432a

https://www.webmd.com/parenting/features/anxiety-stress-and-stomachaches

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Bedanya kebutuhan emosi pria dan wanita

Image
Penulis : Ghea Rae Sabrina  Seringkali komunikasi menjadi masalah dalam suatu hubungan pria dan wanita. Saat wanita sering merasa tidak dimengerti oleh pria, di sisi lain pria menganggap wanita itu rumit dan sulit ditebak.d an juga pada saat pria merasa sering tidak dihargai oleh wanita, sementara  wanita merasa ego pria telalu tinggi sehingga mudah marah dan tersinggung.  Masalah komunikasi diantara pria dan wanita ini penyebabnya adalah berasumsi kalau pria dan wanita memiliki kebutuhan emosional yang sama. Akibatnya perlakuan yang bermodalkan kasih sayang ini disalahpahami oleh pasangan.  Tenryata pria dan wanita memiliki kebutuhan 6 emosional yang berbeda. Kebutuhan emosional ini saling berpasangan dan saling memengaruhi. seperti halnya siklus, begitu juga dengan kebutuhan emosional dari dasar pria terpenuhi, ia akan terdorong untuk memenuhi kebutuhan dasar pasangannya. Begitu juga saat kebutuhan dasar wanita terpenuhi, secara alamiah wanita akan memenuhi kebutha...
Read more

Evaluasi dan Refleksi Diri, Caranya?

Image
Evaluasi dan Refleksi Diri, Caranya? Penulis: Rania Hendradwiputri, S.Psi Evaluasi dan refleksi diri adalah salah satu proses penting dalam pengembangan diri seseorang dan pertumbuhan kesehatan dan kesejahteraan mental seseorang. Kapan dan mengapa kita perlu melakukan evaluasi dan refleksi diri? Kapannya adalah setiap saat kita selesai menjalani hari, setiap kita selesai melakukan sesuatu, dan mengapanya adalah agar kita dapat senantiasa memetik pembelajaran baru setiap saat dan mempelajari serta menghayati pengalaman setiap saat. Ini adalah tips dari Minlove untuk melakukan evaluasi dan refleksi diri: 1. Menulis jurnal. Menulis jurnal adalah cara yang efektif untuk merefleksikan pikiran, perasaan, dan pengalaman sehari-hari. Tulislah tentang apa yang terjadi, bagaimana itu mempengaruhi kita, dan apa hikmah yang dapat dipetik dan dipelajari dari pengalaman itu. 2. Menanyakan diri sendiri pertanyaan-pertanyaan reflektif. Tanyakanlah pada diri sendiri pertanyaan-pertanyaan seperti “apa y...
Read more

Apa Itu Conformity?

Image
Apa Itu Conformity? Penulis: Rania Hendradwiputri, S.Psi “Hmmm …, memang, sih, buku A tidak bagus!” Padahal kamu berpikir bahwa buku A bagus, tetapi gara-gara teman-temanmu berpikir buku A tidak bagus, kamu merasa kamu perlu untuk mengikuti pendapat mereka. “Hmmm …, kalian benar juga, sih, B tidak cocok untuk diajak berteman!” Padahal kamu berpikir bahwa B pantas untuk diajak berteman, tetapi kamu memilih untuk bilang seperti itu karena teman-temanmu tidak menyukai B. Pernahkah kalian mengalami hal-hal di atas, Soulmate LYS? Nah, itulah yang dinamakan dalam dunia psikologi sebagai conformity, atau dalam bahasa Indonesia konformitas, yaitu tendensi manusia untuk mengikuti tindakan, tingkah laku, pemilihan sikap, opini, pikiran, dan perasaan orang lain di sekitar mereka. 🙂 Konformitas biasa disebabkan oleh social pressure, seperti takut akan dihakimi oleh orang lain apabila kita memiliki opini atau sudut pandang yang berbeda dengan orang lain. Walhasil, kita memutuskan untuk iya-iya saj...
Read more