Mengapa Kesalahan Dilihat “Salah”?

Mengapa Kesalahan Dilihat “Salah”?

PENULIS: Rania Hendradwiputri, S.Psi


Hai, Soulmate LYS. Bagaimana kabarnya? Semoga dalam keadaan sejahtera fisik dan mental, serta bahagia dan damai selalu, ya. 😀 Soulmate LYS, kesal tidak, sih, jika kita melakukan suatu kesalahan? Sebal tidak, sih, jika kita melakukan suatu kesalahan yang sulit untuk diperbaiki lagi? Rasanya tentu jadi kecewa, marah, dan sedih ke diri sendiri, ya. Belum lagi menanggung malu dan rasa bersalah di hadapan orang lain. Tenang, Soulmate LYS. Sangatlah wajar jika kita merasa kesulitan untuk membiasakan diri melihat kesalahan sebagai sesuatu yang “normal” dan “manusiawi”.

Iya, kesalahan itu normal-normal saja dan manusiawi, lho, dilakukan oleh tiap orang. Jadi, sesungguhnya, kendati emosi-emosi negatif yang muncul valid, kita bisa, lho, lebih tenang dan damai dengan kesalahan yang muncul jika kita melihat kesalahan sebagai sesuatu yang normal dan manusiawi. Iya, sangat sulit. Belum lagi ekspektasi dan penilaian orang lain membuat kita sulit untuk menerima kesalahan dan selalu ingin melakukan sesuatu secara akurat dan benar. Namun, dengan latihan secara teratur mengubah sudut pandang dan disertai kesabaran yang tinggi, kita bisa, lho, membentuk cara pandang yang lebih positif tentang kesalahan. Nah, caranya bagaimana, ya, Soulmate LYS? Ini dia caranya:

  1. Menerima bahwa kesalahan itu wajar. Kesalahan adalah bagian alami dari proses belajar dan eksplorasi hidup. Ingatlah bahwa semua orang pasti pernah melakukan kesalahan, dan itu termasuk kita. Jangan merasa kesalahan itu “aneh”, kesalahan itu “buruk”, kesalahan itu “salah”. Kesalahan itu sangat wajar dan normal dialami dan dilakukan oleh semua orang di dunia ini. Bahkan, rasa kesal dan kecewa akan kesalahan itu jugalah sesuatu yang sangat wajar dan normal dialami oleh kita semua. Jadi, tidak apa-apa ‘kan dirasakan karena kita tidak sendirian salah? 😀 Di samping itu, melihat kesalahan sebagai “perjalanan hidup” dapat membuat kita lebih sadar bahwa hidup tidak melulu lurus sentosa. Hidup memang up and down, ‘kan?

  2. Mengubah cara bicara pada diri sendiri. Gantilah negative self-talk seperti “aku tidak becus” “aku salah terus” “aku nggak pandai” dengan kalimat yang lebih positif dan membangun seperti “aku telah melakukan kesalahan, tetapi aku dapat belajar dari ini dan melakukannya dengan lebih baik di masa depan”.

  3. Memulai mencatat kesalahan didampingi dengan pembelajaran yang didapat. Dengan mencatat apa saja kesalahannya disertai dengan pelajaran apa saja yang diperoleh dari kesalahan tersebut, kita akan lebih mudah untuk mengingat kesalahan yang ada dengan sudut pandang yang lebih positif, karena kita akan sekaligus merencanakan dan menerapkan perbaikan pada masa mendatang.

  4. Melakukan refleksi diri secara berkala. Carilah waktu setiap minggu atau bulan untuk merefleksikan kesalahan yang dilakukan dan bagaimana kita menanganinya. Hal ini dapat membantu kita memperbaiki, membenahi, dan mengevaluasi strategi yang kita terapkan agar tidak membuat kesalahan yang sama di masa depan.

  5. Jangan takut untuk bertanya. Ada peribahasa malu bertanya sesat di jalan, ‘kan? Jangan ragu untuk bertanya pada orang lain ketika kamu tidak yakin atas apapun yang sedang dilakukan atau kamu membutuhkan bantuan. Mengakui bahwa kamu tidak tahu segalanya dan membutuhkan kerjasama dengan orang lain adalah hal yang normal dan manusiawi.

Itu dia, Soulmate LYS. Semoga informasi dalam artikel ini dapat membantu Soulmate LYS menjadi individu yang jauh lebih baik lagi, ya. Iya, melihat kesalahan tidak sebagai “kesalahan” membutuhkan waktu, kesabaran, dan latihan yang konsisten. Namun, selama Soulmate LYS tidak menyerah, akan semakin mudah untuk melihat kesalahan secara jauh lebih positif dan fokus pada perbaikan yang dapat dilakukan untuk masa mendatang yang jauh lebih cerah. Take care of yourself and be well, Soulmate LYS! ❤️


SUMBER REFERENSI

https://au.reachout.com/articles/how-to-get-over-making-a-mistake

https://invajy.com/accept-mistakes/

https://www.mindtools.com/a27yhpa/how-to-learn-from-your-mistakes


Comments

Popular posts from this blog

Bedanya kebutuhan emosi pria dan wanita

Evaluasi dan Refleksi Diri, Caranya?

Apa Itu Conformity?