Mengapa Ada Orang yang Lebih Nyaman Cerita ke Orang Tidak Dikenal?: Efek Keranjang Sampah

Mengapa Ada Orang yang Lebih Nyaman Cerita ke Orang Tidak Dikenal?: Efek Keranjang Sampah

PENULIS: Rania Hendradwiputri, S.Psi


Hai, Soulmate LYS. Bagaimana kabarnya? Semoga tetap sehat fisik mental dan bahagia serta damai, ya. Soulmate LYS, tahu tidak, kadang-kadang ada, lho orang yang jauh lebih nyaman menceritakan tentang isu-isu sensitif atau masalah-masalah mendalam ke orang-orang yang tidak terlalu dikenalnya atau bahkan orang-orang yang sama sekali tidak dikenalnya, daripada ke orang-orang yang sangat dekat dengan dirinya seperti teman dekat atau anggota keluarga. Hal ini tidak terjadi karena dia tidak dekat dengan teman-temannya atau anggota keluarganya, malah justru kebalikannya, ada orang yang sangat akur dan rukun dengan teman-temannya atau anggota keluarganya, tetapi malah tidak enak ingin menceritakan hal-hal mendalam pada mereka. Wah, mengapa hal ini bisa terjadi ya, Soulmate LYS? 🤔

Hal ini dapat dianalogikan dengan efek keranjang sampah dalam psikologi. Semakin kita jauh dari keranjang sampah, semakin besar kemungkinan kita akan membuang sampah sembarangan. Nah, fenomena ini dapat dianalogikan sedemikian rupa, Soulmate LYS. Semakin jauh “ikatan emosional”, “hubungan sosial” kita dengan seseorang, malah jadi semakin lebih mudah untuk kita menceritakan hal-hal berat pada mereka. Konsep ini mengacu pada kecenderungan seseorang mempercayakan informasi pribadi atau emosional yang sensitif kepada orang asing atau pendengar yang tidak terlalu dikenalnya.

Mengapa hal ini bisa terjadi, ya? Ada beberapa alasan yang dapat menjelaskan fenomena ini. Salah satunya adalah rasa takut akan penilaian dan respons negatif dari orang yang sangat akrab dan dekat dengan diri kita. Ada orang yang cenderung lebih “menjaga imej”-nya di hadapan orang-orang dekat, karena takut orang-orang dekat cemas dan khawatir atau memandangnya “tidak sempurna”. Atau, kita takut kehilangan orang-orang dekat ini jika kita menunjukkan sisi rapuh kita. Semakin lama dan dekat hubungan kita dengan seseorang, ada beberapa orang yang malah semakin tidak mau terbuka atau berbicara tentang masalah emosional atau sensitif.

Di sisi lain, bicara dengan orang asing atau pendengar yang tidak dikenal dapat memberikan “rasa anonimitas” dan “kebebasan” yang lebih besar dikarenakan kita tidak diikat oleh “ekspektasi” dan “imej”. Atau, dengan fakta bahwa orang asing atau pendengar yang tidak dikenal ini tidak tahu sebagian besar atau sama sekali tentang hidup kita, besar kemungkinan mereka akan memberikan pendapat dan sudut pandang yang jauh lebih objektif dan tanpa bias. Orang-orang yang tidak mengenali kita ini dapat melihat permasalahan dari kacamata yang jauh lebih logis, tidak emosional, dan tidak melibatkan “opini atau memori tentang diri kita” sehingga opini yang disuarakan akan jauh lebih jelas dan lantang, yang bisa jadi dibutuhkan oleh kita untuk pengembangan diri.

Demikian artikel ini disampaikan, Soulmate LYS. Namun, tetap hati-hati ya, dalam membagi informasi pada orang asing yang tidak kita kenali. Jangan sampai informasi itu disalahgunakan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab. Tetap jaga kesehatan fisik dan mental ya, Soulmate LYS. Take care of yourself and be well. ❤️


SUMBER REFERENSI

Gadoua, S. P. (2013, March 28). Why a Stranger's Marital Advice Can Be Most Helpful. Psychology Today. Retrieved from https://www.psychologytoday.com/intl/blog/contemplating-divorce/201303/why-strangers-marital-advice-can-be-most-helpful

Husejnovic, K. (2020, October 5). Why Is It Easier To Talk About Your Problems With Strangers?. Medium. Retrieved from https://medium.com/wholistique/why-is-it-easier-to-talk-about-your-problems-with-a-complete-stranger-ee40f037e7e0

Kurtz, J. L. (2016, April 21). Why You Should Talk to Strangers. Psychology Today. Retrieved from https://www.psychologytoday.com/intl/blog/happy-trails/201604/why-you-should-talk-strangers

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Bedanya kebutuhan emosi pria dan wanita

Evaluasi dan Refleksi Diri, Caranya?

Apa Itu Conformity?