MACAM-MACAM LOGICAL FALLACY

MACAM-MACAM LOGICAL FALLACY

PENULIS: Rania Hendradwiputri, S.Psi

 

Logical fallacy, atau sesat pikir, adalah kesalahan pikiran, penilaian, atau argumen yang disebabkan oleh pemikiran logis yang tidak tepat atau ketidaksesuaian dalam penalaran. Logical fallacy dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Suatu pikiran, penilaian, dan argumen dapat tampak sangat akurat dan kita akan dapat dengan teguh mempercayainya, padahal secara logis, hal tersebut belum tentu tepat. Jadi, logical fallacy dapat diartikan sebagai kesalahan penalaran atau penilaian yang akan mengarah pada kesimpulan yang terlihat tepat, padahal sebetulnya tidak.

       Macam-macam logical fallacy yang umum ditemui adalah sebagai berikut:

1. Ad hominem, di mana seseorang akan menyerang karakter atau kepribadian lawan bicaranya daripada menghadapi atau membantah argumen yang diajukan oleh lawan bicaranya. Ad hominem dilakukan dikarenakan ketidakmauan seseorang mengatasi stimulus-stimulus emosi dan/atau pikiran yang muncul saat argumen sehingga mereka mencari stimulus lain untuk diserang. Mereka merasa sulit, terbawa emosi, dan akhirnya melakukan serangan yang mengarah ke arah personal.

2. Slippery slope, di mana seseorang menganggap suatu tindakan harus dilakukan atau tidak dilakukan, dikarenakan jika tidak, maka akan menimbulkan konsekuensi buruk dalam jangka panjang, padahal tidak ada bukti konkret bahwa konsekuensi tersebut akan terjadi. Sebagai contoh, menggebu-gebu mengambil banyak sekali posisi dalam organisasi, kepanitiaan, dan volunteer karena berpikir jika tidak, maka akan sulit bersaing di dunia kerja dan akan jadi pengangguran, padahal tidak perlu sampai terjebak dalam pikiran negatif ataupun kecemasan berlebihan hingga terperangkap dalam spiral pemikiran yang mencekik seperti itu.

3. Overgeneralization, di mana seseorang membuat suatu generalisasi secara berlebihan atau terlalu menyeluruh dan umum, tanpa data atau fakta yang cukup untuk mendukungnya. Contoh: “Semua laki-laki itu sama saja.” “Semua orang dari etnis A sama saja.” “Semua orang dari negara B sama saja.” Penting untuk memahami betap pentingnya memiliki pemikiran yang terbuka dan tidak bersifat dogmatis, serta menghindari terjebak pada pandangan-pandangan ekstrem nan sempit yang belum tentu akurat.

4. Anecdotal evidence, di mana seseorang menggunakan cerita atau pengalaman pribadi sebagai dasar untuk membuat kesimpulan. Contoh: “Aku tidak cocok minum obat C, obat C pasti jelek, semua orang harus tahu obat C itu jelek.” Meskipun cerita atau pengalaman tersebut meyakinkan, itu belum tentu sama dengan pengalaman orang lain ataupun memiliki fakta yang cukup untuk mendukungnya secara objektif. Penting untuk menggunakan data yang akurat dan relevan dalam menyimpulkan sesuatu.

5. Straw man, di mana seseorang menyederhanakan atau menyesatkan argumen lawan bicaranya dengan cara membentuk kesimpulan yang melenceng berdasarkan pendapat lawan bicara tersebut. Contoh: “Oh, kamu suka waffle? Kamu pasti tidak suka pancake!” Kesimpulan yang ditarik belum tentu akurat, belum tentu sesuai kenyataan, atau bahkan bisa jadi tidak adil dan melukai perasaan lawan bicara. Penting bagi kita semua untuk mengidentifikasi antara argumen yang valid dan tidak valid.

6. False dichotomy, atau black and white, di mana seseorang menganggap hanya ada dua pilihan yang kontras dan bertentangan, padahal masih ada pilihan atau opsi lain yang belum tersebutkan. Penting bagi kita semua untuk menyadari bahwasanya hidup tidak selalu hitam dan putih, dan seringkali ada banyak sekali cara yang berbeda untuk menyelesaikan masalah yang sulit. Sadarilah bahwasanya akan selalu ada solusi alternatif yang lain. Yang mungkin belum saja terpikirkan dalam benak kita.

       Demikian macam-macam logical fallacy. Nah, Soulmate LYS, ini adalah beberapa tips yang dapat membantu Soulmate LYS untuk mengatasi dan meminimalisasi logical fallacy:

1. Mengenali berbagai jenis logical fallacy.

2. Selalu mencari tahu fakta-fakta yang akurat dan relevan dalam rangka membuat argumen yang kuat dan valid.

3. Berpikir rasional dan terbuka dalam rangka menghindari jebakan pandangan sempit atau dogmatis, dan membuka diri untuk mengenali argumen atau perspektif yang berbeda, atau bahkan berlawanan dengan apa yang selama ini diyakini.

4. Gunakan bukti-bukti yang valid, reliabel, dan relevan.

5. Pertimbangkan dampak dari keputusan atau tindakan yang kita ambil, serta jangan lupa untuk menelaah opsi alternatif yang ada.

       Semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk kita semua, Soulmate LYS. Take care of yourself and be well.

 

REFERENSI

Peterson, A. L. (2022, Februari 10). What Is... a Logical Fallacy. Mental Health @ Home. Retrieved from https://mentalhealthathome.org/2022/02/10/what-is-logical-fallacy/

Sari, Y. N. I. (2023, Februari 28). Mengenal 5 Macam Logical Fallacy Beserta Contohnya dalam Dunia Kesehatan. SehatQ. Retrieved from https://www.sehatq.com/artikel/apa-itu-logical-fallacy

Thompson, E. (2022, September 28). 15 Logical Fallacies You Should Know Before Getting Into a Debate. The Best Schools. Retrieved from https://thebestschools.org/magazine/15-logical-fallacies-know/#:~:text=What%20Is%20a%20Logical%20Fallacy,t%20hold%20up%20to%20scrutiny 

Comments

Popular posts from this blog

Bedanya kebutuhan emosi pria dan wanita

Evaluasi dan Refleksi Diri, Caranya?

Apa Itu Conformity?