Posts

Showing posts from February, 2023

“Jika aku sudah sukses, barulah aku bisa cintai diriku sendiri!” Apa iya?

Image
“Jika aku sudah sukses, barulah aku bisa cintai diriku sendiri!” Apa iya? PENULIS: Rania Hendradwiputri, S.Psi Kebanyakan orang berpikir, “jika aku sudah sukses, barulah aku bisa puas pada diriku sendiri”. “Jika aku masih terlalu banyak kegagalan, aku tidak bisa mencintai diriku sendiri. Aku masih payah dan tidak bisa dibanggakan”. Dengan kata lain, seseorang barulah akan bisa mencapai kepuasan pada diri sendiri, penerimaan pada diri sendiri, cinta pada diri sendiri jika mereka mempersepsikan diri mereka telah sukses menjalani hidup. Akan tetapi, apakah demikian? Apakah benar kita harus sudah menikah, sudah bekerja, memiliki uang yang banyak, memiliki anak, lulus dari kampus unggulan, pernah pergi ke luar negeri, memiliki rumah yang bagus dan mobil yang mahal, barulah kita bisa menerima diri kita sendiri? Apakah penerimaan diri sendiri barulah bisa dicapai jika kita telah mencapai banyak kesuksesan? Jawabannya tidak. Menurut Suardhika (2017), pemahaman seperti itu hanya akan mencipt...

BERDAMAI DENGAN DIRI SENDIRI

Image
BERDAMAI DENGAN DIRI SENDIRI Penulis: Rania Hendradwiputri, S.Psi “Berdamai dengan diri sendiri”, kalimat yang terdengar cukup sulit untuk dilakukan, sebagaimana kita cenderung sulit menerima kekurangan diri dan menaruh ekspektasi yang tinggi terhadap diri kita sendiri. Hal ini dapat disebabkan oleh tuntutan lingkungan dan masyarakat, serta pengalaman masa lalu yang membuat kita menciptakan target-target yang tinggi untuk dicapai, juga menutup kekurangan diri sedalam-dalamnya sampai tak terlihat oleh mata orang lain. Padahal, menyembunyikan kekurangan diri dan menaruh ekspektasi yang terlalu tinggi pada diri sendiri lambat laun akan mengakibatkan kesehatan mental kita memburuk sehingga kita akan terus-menerus merasa cemas, takut, sedih, kecewa, marah, malu, dan beragam emosi negatif lainnya. Padahal, kekurangan diri bukanlah sesuatu yang patut dibenci, disembunyikan, apalagi tidak dianggap keberadaannya (Kozlowski, 2021). Memang, lingkungan terkadang menuntut kita untuk bisa melakuk...

MENERIMA KEKURANGAN DIRI

Image
MENERIMA KEKURANGAN DIRI Penulis: Rania Hendradwiputri, S.Psi Dalam menjalani hidup, kadangkala kita mengalami kesulitan untuk menerima diri kita sendiri, terutama menerima kekurangan diri kita sendiri yang mengganggu aktivitas kita sehari-hari dan keberlangsungan hidup. Kadangkala pula, orang-orang di lingkungan kita yang membuat kita semakin sulit menerima diri kita sendiri dengan berbagai macam tuntutan, atau bahkan kata-kata tidak menyenangkan yang dilontarkan oleh mereka terhadap kita sehingga kita merasa sakit dan tidak sayang pada diri sendiri. Dengan membangun kemampuan self-acceptance , kita akan jauh lebih mudah memahami dan mengakui kelebihan dan kekurangan yang ada dalam diri kita secara utuh dan objektif, serta rasional (Perera, n. d.). Dengan menumbuhkan kemampuan self-acceptance , kita membuka kemungkinan lebih kencang untuk jauh lebih menyayangi dan welas asih pada diri sendiri, serta dapat lebih positif memandang diri sendiri, dan kemudian lingkungan sekitar. Dengan d...

“Apa hidup seperti inikah yang ingin kujalani?”: Renungan Memahami Makna Hidup

Image
“Apa hidup seperti inikah yang ingin kujalani?”: Renungan Memahami Makna Hidup Penulis: Rania Hendradwiputri, S.Psi Hai, Soulmate LYS. Pernahkah kamu berpikir “apakah saya sudah puas dengan kehidupan saya sekarang?”, “apakah hidup seperti inilah yang ingin saya jalani?”, atau pertimbangkan: apa yang akan kalian jawab jika kalian memperoleh pertanyaan: “Apakah kamu sudah puas dengan hidup kalian sekarang? Apakah kalian sudah bahagia?”. Di sinilah peran menerima dan mensyukuri apa yang telah terjadi dalam hidup kita. Ya, hidup kita tidak mungkin lancar-lancar saja. Hidup ini bukan dunia mimpi indah. Hidup ini seperti rollercoaster yang naik-turun. Hidup ini bagai roda, akan ada titik ketika kita sangat bahagia dan tidak memikirkan apa-apa yang menyulitkan, tetapi ada pula titik ketika kita amat kesulitan sampai mungkin ada pikiran ingin menyerah dan melarikan diri dari kesulitan tersebut. Coba dikaji kembali. Apakah kesenangan yang diperoleh memang betul-betul dirasakan oleh diri kita se...