Terlalu fokus pada orang lain = krisis mencintai diri sendiri
Penulis : Ghea Rae Sabrina
Mencintai diri sendiri terkadang sulit dilakukan daripada mencintai orang lain. Padahal mencintai diri sendiri adalah hal yang sangat penting untuk dilakukan. Bukan teman, bukan orang tua, tetapi satu – satunya orang yang paham terhadap hidup kita adalah diri kita sendiri. nyatanya membangun keharmonisan diri sendiri bukanlah hal yang mudah. Terlebih lagi kita sulit untuk menerima diri kita sendiri karena merasa insecure terhadap apa yang dimiliki orang lain. bahkan tidak sedikit orang pula yang lebih mengutamakan kebahagian orang lain dibandingkan diri sendiri.
Terkadang jauh lebih menarik mengetahui atau memfokuskan diri pada orang lain beserta kehidupannya. Entah karena kehidupan orang lain lebih menarik atau hanya sekadar ingin fokus saja terhadap sesuatu yang di luar kebiasaan kita. Akan tetapi dengan terus fokus pada orang lain pun tidak baik untuk diri kita sendiri. Maka kita juga harus mengetahui apa sih ciri – ciri kalau kita memang terlalu fokus kepada orang lain.
Tahu apa yang orang lain suka, tapi tidak dengan diri sendiri
Pada dasarnya, setiap orang memiliki suatu ketertarikan tertentu pada suatu barang atau benda yang berbeda – beda. Bahkan setiap individu memiliki karakteristik tersendiri tentang apa yang disukai. Akan tetapi, ada masa dimana kita malah lebih tahu dengan yang orang lain sukai dan justru tidak mengerti dengan apa yang diri sendiri sukai. Hal ini menjadi salah satu pertanda bahwa kita terlalu fokus terhadap orang lain sampai kita tidak mengenal diri sendiri.
Prioritas kita selalu tertuju pada orang lain dibanding diri sendiri
Ketika kita memfokuskan diri pada suatu hal, apa yang ada di sekitar kita pun menjadi terabaikan. Di sini kita bicara soal prioritas, fokus yang tertuju pada satu objek akan mengabaikan objek lainnya. Jika fokus kita selalu tertuju pada orang lain dibandingkan diri sendiri artinya prioritas yang diutamakan hanya orang lain saja. Bukan hanya sebatas mengabaikan diri sendiri, tetapi bisa berakibat buruk jika tidak segera diantisipasi.
Selalu menilai orang lain tanpa melirik diri kita sendiri
Sebagai manusia biasa, kita sering menilai orang lain mulai dari sikap, sifat hingga perilakunya. Meskipun terdengar wajar, ada yang salah dalam hal ini. Selalu menilai orang lain tanpa pernah melirik diri sendiri diartikan sebagai fokus yang tertuju pada jalur yang salah. Pada dasarnya, diri sendiri juga butuh penilaian agar menjadi pribadi yang lebih baik dan punya kesadaran tinggi.
Sering melihat masalah orang lain tanpa peduli dengan masalah kita sendiri
Pada umumnya, setiap orang memiliki ketertarikan yang sangat tinggi terhadap masalah orang lain, bahkan bukan tidak mungkin jika ada keterlibatan karena seeking ingin tahunya kita terhadap orang lain. namun, hal ini menandakan bahwa kita terlalu fokus pada orang lain dibandingkan diri sendiri. padahal fokus pada masalah sendiri jauh lebih penting agar tahu bagaimana cara penyelesaian dengan cepat.
Selalu mengalah pada orang lain dari berbagai sisi kehidupan
Pada dasarnya, masih banyak orang yang selalu mengalah pada orang lain dengan berbagai alasan, salah satunya karena tidak enak. Meskipun dinilai baik, bukan berarti bisa dilakukan secara terus menerus. Sikap mengalah pada orang lain ini biasanya diartikan sebagai fokus yang tidak pernah tertuju pada diri kita sendiri.
Saat ini segala sesuatu yang bergerak sangat cepat, serta banyaknya kompetisi di setiap aspek kehidupan, informasi yang bergerak dengan sangat cepat dan cenderung bebas sehingga diri kita sendiri menjadi rentan untuk tertekan karena membandingkan diri dengan standard yang cukup tinggi kepada diri sendiri. Penting bagi kita untuk memiliki batasan atau filter dengan cara mencintai diri sendiri. lalu apa sih yang bisa kita lakukan agar kita bisa mencintai diri kita sendiri?
Kenal diri sendiri
Soulmate LYS, tahu dong dengan pepatah tak kenal maka tak sayang? Sebelum mencintai diri, yuk kita kenal dengan diri kita sendiri. dengarkan keinginan yang ada pada diri kita. Apa yang membuat kita takut? Apa yang membuat kita merasa aman? Apa kelebihan dan kekurangan yang kita miliki? Coba kita cari tahu apa kelebihan, kekurangan, apa yang kita butuhkan, takutkan, hambatan, apa yang membuat kita merasa kecewa, amrah, terluka dan berbagai pertanyaan lain seputar diri kita sendiri.
Membandingkan diri dengan bijak
Setiap dari kita terlahir dengan keistimewaan maupun keunikan masing – masing. Setiap orang memiliki Langkah dan kecepatannya sendiri. Pahamilah setiap orang memiliki titik awal yang berbeda. Ada orang yang memiliki keistimewaan dari angka minum. Sejauh apa kita berlari, dari titik awal kita, itulah pencapaian kita. kita semua berada di pertandingan yang berbeda – beda. Sesekali kita juga perlu menyadari dan melihat hasil usaha kita. sejauh apa kita berada dari kondisi kita di awal?
Menerima dan memaafkan diri
Jika kita bisa memaafkan kesalahan orang lain, maka seharusnya kita juga dengan mudah memaafkan diri kita sendiri. kita pasti pernah berbuat salah dan tidak ada yang sempurna. Ingatlah bahwa kebermaknaan manusia bisa melalui banyak hal. Bisa jadi sifat memberi, bisa jadi saling mengasihi, bisa jadi prestasi maupun hal – hal lain. kita adalah individu yang progressive. Diri kita di hari ini, bisa jadi berbeda di masa yang akan datang, kebajikan hari ini adalah hasil kerja di masa lalu.
Mengambil jeda dan memilih tempat untuk saling menguatkan
Adakalanya situasi dirasa sangat memberatkan dan menuntut. Kita bisa memilih untuk mengambil jeda atau keluar dari lingkungan tersebut. Kita juga bisa memilih untuk berada di dalam lingkungan yang saling mensyukuri kemajuan yang ada pada diri masing – masing, merayakan keberhasilan maupun saling menguatkan dalam kondisi yang tidak ideal.
Apresiasi diri sendiri
Memberi hadiah tidak hanya bisa dilakukan kepada orang lain, namun juga bisa kepada diri sendiri. memberikan apresiasi diri merupakan Langkah awal untuk mencintai diri sendiri. ingatlah, bahwa kita berhak mendapatkan apresiasi atas berbagai usaha, kerja keras, dan kesulitan hidup yang telah dialami. Pelajari apa yang kita sukai dan berikan pada diri kita. misalnya memberikan coklat, bunga, makanan enak, hadiah wisata pada diri sendiri sangat boleh untuk dilakukan.
Jadi mulai sekarang kita harus bisa mencintai diri sendiri terlebih dahulu sebelum kita mencintai orang lain. memulainya dapat diawali dengan cara – cara sederhana. Bukan berarti egois kok. Justru kita mampu menerima segala kelebihan tanpa merasa tinggi hati. Juga dapat berlapang dada untuk merangkul semua kekurangan diri tanpa perlu ditutupi. Pada intinya harus dilakukan dengan sepenuh hari dan tanpa syarat.
SUMBER REFERENSI
Andri, Y. (2020) 5 Ciri Kamu Terlalu Fokus pada Orang Lain Dibanding Diri Sendiri. Retrieved from : https://www.idntimes.com/life/inspiration/andri-andreas-1/ciri-kamu-terlalu-fokus-pada-orang-lain-dibanding-diri-sendiri-c1c2?page=all
Nanien, Y. (2021) Pentingnya mencintai diri sendiri agar hidup bahagia, ini caranya. Retrieved from : https://sumsel.antaranews.com/berita/570902/pentingnya-mencintai-diri-sendiri-agar-hidup-bahagia-ini-caranya
Bhakti, W. (2022) Mencintai Diri Sendiri? Ini 5 Caranya!. Retrieved from : https://iik.ac.id/blog/mencintai-diri-sendiri-ini-5-caranya/
Comments
Post a Comment