Meruntuhkan insecurity dengan self-love

Penulis : Ghea Rae Sabrina

Mungkin kita sudah tidak asing lagi dengan insecurity atau suatu perasaan yang tidak aman yang disebabkan oleh rasa takut dan tidak aman. Hal ini bisa berkaitan dengan berbagai kemungkinan, misalnya karena penampilan fisik, hubungan, kemampuan finansial, kebutuhan dasar, pekerjaan hingga hadirnya perasaan merasa tidak berharga. Sebenarnya insecurity adalah hal yang wajar untuk dirasakan bahkan saat kita tidak memiliki rasa takut dan cemas dalam diri kita. 

Insecure sebenarnya bisa memotivasi kita untuk berkembang kok. Namun, tidak dapat kita pungkiri insecurity juga dapat merugikan dan berdampak buruk bagi diri kita sendiri, maupun orang – orang di sekitar kita. Lalu bagaimana perasaan insecurity ini untuk diseimbangkan?

Pertama, ketika kebutuhan kita tidak terpenuhi, misalnya kebutuhan untuk mendapatkan pujian dari orang lain. ketika bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang, ternyata kita nggak mendapatkan pujian. Ternyata itu mengakibatkan munculnya insecure dari dalam diri, menjadi mempertanyakan mengapa ngga ada orang yang memuji diri kita. Maka dari itu lah, sangat penting untuk kita mengetahui kebutuhan kita. 

Kedua, ketika kita memiliki ekspektasi dan harapan. Menurut kita yang ideal memiliki standar tertentu, akan tetapi kenyataannya kita tidak dapat menemukannya. Misalnya, seperti saat ini, di media sosial kita mudah melihat foto – foto perempuan yang cantik atau pria yang tampan. Akhirnya, itu membentuk keinginan untuk memiliki body image yang ideal seperti apa yang kita dapatkan di media sosial. Nah, jarak antara sesuatu yang menurut kita ideal dengan realita inilah yang membuat kita insecure. 

Ketiga, kurangnya mengetahui kelebihan diri. Saat kita ditanya oleh orang lain tentang kekurangan, biasanya kita dengan mudah menjawabnya. Akan tetapi saat kita ditanya tentang kualitas diri, biasanya berpikir terlalu lama untuk menjawabnya. Itu membuat kita insecure karena kita hanya memikirkan hal – hal yang negatif yang terdapat pada diri kita. Hal ini membuat kita lupa padahal diri kita memiliki potensi dan kelebihan. 

Keempat, lingkungan di sekitar kita yang berkontribusi terhadap cara kita memandang diri kita sendiri. kita bisa berkembang jika ada di lingkungan yang suportif, sering mengapresiasi dan memberikan kritik membangun. Jika hal yang terjadi sebaliknya, justru inilah yang dapat membuat kita semakin insecure. 

Kelima, mungkin kita butuh pujian dan validasi dari orang lain, tapi nggak bisa mengandalkan orang lain terus. Kita perlu belajar bagaimana mencintai dan merasa cukup dengan diri sendiri. karena ketika kita mencintai diri kita sendiri dengan penuh tulus dan cukup, kita tidak akan peduli dengan adanya pujian atau tidak. kita tetap menganggap diri kita berharga. 

Insecure dapat diibaratkan sebagai rantai yang menjerat diri kita sendiri, dan hanya kita yang bisa melepas hanya diri kita sendiri. Semakin insecure, rantai itu dapat memberatkan diri kita sendiri. Misalnya, kira sudah mau menyerah dengan rasa takut padahal kita belum pernah mencobanya, hal inilah yang memberatkan kita dan selain itu hal itu akan penghambatan perkembangan kita. 

Sekalipun orang lain udah memuji. Ketika orang lain mau mengangkat kita dengan pujian setinggi apa pun, kalau diri sendiri masih dibebani rantai itu, kita enggak akan ke mana-mana. Alhasil tetap merasa kurang dan cemas. Makanya, rasa aman dan pujian perlu datang dari diri sendiri, dan perasaan insecure itu sebaiknya diolah.

Lalu apa yang perlu dilakukan untuk mengontrol insecurity ini?

Pernah mendengar tentang love language kan? Nah, love language ini biasanya digunakan untuk pasangan, love language ini dapat digunakan untuk diri sendiri. Dari sinilah kita bisa mempraktikkan dan menunjukkan rasa sayang kepada diri sendiri. self-love ini dibutuhkan karena dengan mencintai diri kita sendiri, kita memiliki value yang tinggi tentang diri sendiri. Sehingga kita merasa berharga, misalnya bernilai, punya kualitas, tahu kalau kita cukup dan menyadari apa yang dirasakan. Sedikit demi sedikit bisa mengontrol insecurity yang ada pada diri kita sendiri karena kita sudah merasa cukup. 

Jika diumpamakan dengan tanaman, self-love itu bisa kita ibaratkan dengan menyiram atau memperbaiki diri sendiri. Maka, pada saat ada yang berusaha untuk mematahkan kita, kita sudah cukup kuat walaupun memang perasaan insecure tetap ada. Selain itu, bisa didukung dengan mindset karena selain emosi, pola pikir kita juga perlu diubah. Lewat pikiran itulah kita membuat makna dari semua peristiwa – peristiwa yang kita temukan dalam hidup, sehingga proses berpikir dan mindset kita pun berubah. 

Dapat disimpulkan, dengan memiliki dan menerapkan self-love kita dapat mengubah kebiasaan menyalahkan, merendahkan dan ketidakpercayaan diri kita dengan lebih mencintai diri kita sendiri. kita dapat menjadi sahabat baik untuk diri kita sendiri karena saat menjadi sahabat kita mampu berwelas asih serta mengerti keadaan kita  sedang mengalami kegagalan dalam menjalani proses di kehidupan. Saat menjadi sahabat, kita dapat melihat dengan mudah berbagai kelemahan diri kita tetapi sembari mengingatkan sederet kelebihannya dan yang terpenting adalah seorang sahabat yang baik tidak hanya mengkritik, namun selalu memberikan dukungan agar individu dapat menjadi jauh lebih baik ke depan.

SUMBER REFERENSI 

Agatha, P. (2022) Mengatasi Rasa Insecure Melalui Self-Love. Retrieved from : https://buletin.k-pin.org/index.php/daftar-artikel/1031-mengatasi-rasa-insecure-melalui-self-love

Aurelia, G. (2022) Merdeka dari Insecurity lewat Self-love, mungkinkah?. Retrieved from : https://magdalene.co/story/merdeka-dari-insecurity-lewat-self-love-mungkinkah


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Bedanya kebutuhan emosi pria dan wanita

Evaluasi dan Refleksi Diri, Caranya?

Apa Itu Conformity?