Emosional sering naik turun? akibat gaya hidup tidak sehat


Penulis : Ghea Rae Sabrina 

Perubahan mood yang bisa dikatakan mendadak bisa terjadi pada sebagian besar dari kita. Hal itu menandakan bahwa emosi kita tidak stabil, ini bisa terjadi karena banyak faktor yang terjadi. Bahkan kadang ada penyebab yang tidak bisa dijelaskan. Bisa jadi hal ini terjadi pada seseorang yang sering mengalami perubahan suasana hati dan biasanya memiliki permasalahan pada kesehatan mentalnya. Namun, hal ini juga tidak menutup kemungkinan juga terjadi karena hormon dalam tubuh yang mendorong untuk adanya perubahan mood. Emosi tidak stabil bisa disebabkan karena depresi dan bisa juga karena gangguan bipolar. Menjaga pola hidup sehat merupakan salah satu cara untuk mengatasinya. 

Gangguan emosi tidak stabil bukan hanya sekadar sering meluapkan kemarahan pada sesuatu. Namun, bisa saja ada hal-hal yang sebenarnya bukan masalah besar, tapi sangat menjengkelkan untuk mereka yang memiliki emosi tidak stabil. Gangguan ini biasanya lebih intens dan meredakannya butuh waktu yang lama.

Salah satu kemungkinan hal ini terjadi karena ketidakseimbangnya zat kimia pada otak yang berhubungan dengan pengaturan suasana hati dan perubahan hati dan perubahan horman yang dihasilkan tubuh. Ketidakseimbangan ini bisa terjadi tergantung pada banyak faktor yang berbeda. Berikut adalah faktor - faktor yang dapat mempengaruhi perubahan emosi atau menjadikan emosi tidak stabil :

  1. Perubahan cuaca

Cuaca dapat memengaruhi mood seseorang. Seseorang yang kurang terpapar sinar matahari bisa mengalami penurunan kadar serotonin dalam tubuh, yaitu hormon yang memengaruhi suasana hati.

Oleh karena itu, seseorang yang berada di musim dingin atau hujan bisa mengalami perubahan suasana hati yang tak menentu. Adapun kondisi ini sering disebut dengan seasonal affective disorder (SAD), yaitu jenis depresi yang dipicu oleh musim. 

  1. Makanan tertentu 

Selain menyediakan energi untuk kita beraktivitas, makanan dapat memengaruhi mood dengan merangsang produksi dopamin. Dopamin adalah senyawa kimia dalam otak yang membuat kita merasa senang, bahagia, dan puas, untuk mendorong kita mengulang perilaku menyenangkan tersebut.

  1. Perubahan hormonal

Perubahan hormon pada seseorang juga bisa menjadi penyebab dari mood swing. Ini biasanya terjadi pada remaja yang sedang memasuki masa pubertas atau pada wanita yang mengalami pre-menstrual syndrome (PMS), kehamilan, atau menopause.

  1. Efek samping obat

Emosi yang tidak stabil bisa terjadi karen efek samping dari penggunaan obat - obatan tertentu, seperti seperti kortikosteroid (prednison). Tak hanya itu, mengonsumsi alkohol secara berlebihan juga bisa menjadi salah satu faktor munculnya perubahan suasana hati yang tak menentu. 

Emosi yang tidak stabil juga bisa berdampak kepada kondisi fisik kita loh. Apa saja dampak emosi yang tidak stabil kepada kesehatan kita ya?

  1. Sedih

Rasa sedih ialah emosi yang alam berhubungan dengan kehilangan dan kekecewaan. Jika kesedihan ini terjadi dengan jangka waktu yang lama atau berlarut - larut, kesedihan ini bisa menandakan depresi yang dapat berdampak pada seluruh tubuh. Depresi seringkali dibarengi dengan gejala fisik seperi sembelit, menstruasi tidak teratur, insomnia, perubahan nafsu makan dan tubuh tampak lebih lemas dan lesu. 

  1. Marah

Amarah adalah emosi dasar manusia. Saat ini kita merasa merasa marah, tubuh melepaskan adrenalin yang dapat meningkatkan ketegangan otot dengan mempercepat pernapasan. Marah yang tidak tersalurkan dengan tepat akan mengakibatkan berbagai konsekuensi fisik dalam jangka panjang. Marah juga dapat meningkatkan berbagai risiko kesehatan, seperti hipertensi, masalah pada pembuluh darah di sekitar jantung, irama jantung jadi abnormal, dan proses metabolik tubuh. 

  1. Kekecewaan

Kecemasan bisa menyebabkan banyak tekanan pada perut, termasuk asam lambung. Hal ini dapat berpengaruh terhadap proses pencernaan makanan dan air dalam tubuh. Selain itu, kecemasan juga bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh yang membuat kita rentan jatuh sakit.

  1. Malu atau bersalah

Rasa malu dan bersalah seringkali membuat perut terasa berat. Jika terjadi secara terus-menerus, hal ini tentu menganggu pencernaan kita. Rasa malu atau bersalah yang berlebihan membuat tubuh menjadi stres yang memicu gangguan fisik seperti sakit kepala dan sakit punggung. Selain itu, rasa malu atau bersalah yang berlebihan juga membuat kita berisiko mengalami gangguan kardiovaskular.

Saat kita sudah menyadari bahwa emosi kita tidak stabil yang harus kita lakukan adalah mencari cara bagaimana kita untuk mengatasi hal tersebut. 


SUMBER REFERENSI 

dr. Karlina Lestari. (2021, Maret 24) Sering Marah-Marah? Ini Penyebab Emosi Tidak Stabil yang Sering Muncul. Retrieved from : https://www.sehatq.com/artikel/sering-marah-marah-ini-penyebab-emosi-tidak-stabil-yang-sering-muncul


Ihda Farida. (2021, April 29) Kenali Mood Swing, Gejolak Suasana Hati yang Bukan Sekadar Bad Mood. Retrieved from : https://hellosehat.com/mental/gangguan-mood/penyebab-mood-swing/


Ariska Puspita Anggraini. (2020, Maret 6)  4 Jenis Gangguan Emosi dan Pengaruhnya Bagi Kesehatan Fisik. Retrieved from : https://health.kompas.com/read/2020/03/06/160000468/4-jenis-gangguan-emosi-dan-pengaruhnya-bagi-kesehatan-fisik?page=all.


Comments

Popular posts from this blog

Bedanya kebutuhan emosi pria dan wanita

Evaluasi dan Refleksi Diri, Caranya?

Apa Itu Conformity?