Bagaimana menetapkan batasan dengan keluarga?
Penulis : Ghea Rae Sabrina
Menetapkan batasan sangat penting untuk melindungi hak dan nilai kita. Oleh karena itu, banyak orang mulai mengenali dan menerapkan batasan pribadi di tempat yang berbeda. Di tempat kerja, pasangan, teman dan sebagainya. Namun sayangnya, menetapkan batasan diri di dalam keluarga bisa dikatakan sangat sulit. Padahal sama seperti di tempat lainnya. Batasan diri di dalam keluarga juga sangat penting untuk menjaga Kesehatan mental. Terlebih lagi Keluarga adalah orang – orang yang paling dekat dengan kita dan menghabiskan Sebagian besar waktu kita bersama. Akibatnya jika batasan itu dilanggar, beberapa keluarga mungkin merasa tidak nyaman karena sudah melampaui batas dan akhirnya membuat diri kita merasa tidak nyaman.
Nah, jika selama ini kita merasa butuh membangun batasan dengan anggota keluarga tapi sulit untuk melakukannya, di bawah ini adalah hal yang bisa kita lakukan dalam membangun batasan dengan keluarga.
1. Bersikap tegas, tapi tetap baik
Memiliki batasan bukan berarti kita harus menjadi jutek atau bahkan terlihat tidak berperasaan. Saat kita ingin membangun batasan dengan anggota keluarga yang sulit diajak bekerja sama, sebenarnya bisa lebih efektif jika kita melakukannya dengan kebaikan. Kemarahan dan pembelaan hanya ingin membuat keluarga kita marah, membenci, dan membuat kita tidak nyaman. Kebaikan, di sisi lain, meningkatkan kemungkinan pertukaran yang lembut.
2. Pastikan harapanmu realistis
Harapan seringkali membuat kita kecewa, nah tugas kita adalah untuk memastikan untuk menjaga agar ekspektasi kita adalah hal yang realistis. Misalnya, kita hanya diam saja kita sudah membiarkan orang lain menginjak – injak kita, hal itu adalah kebalikan dari menjaga batasan. Jadi, bersikaplah realistis dengan diri sendiri tentang seberapa banyak waktu yang dapat ditoleransi dengan anggota keluarga yang kurang baik untuk kita dan dalam situasi apa kita bersedia bertemu dengan orang – orang yang justru akan membuat kita semakin terpuruk.
3. Pahami pemicu dan antisipasi
Yang dimaksud dengan pemicu adalah berupa situasi atau peristiwa yang sulit, yang bisa menimbulkan respon yang tidak menyenangkan atau membuat kita merasa tidak nyaman. Setiap orang pasti memiliki pemicu yang berbeda – beda dan tidak ada yang bisa dianggap spele. Kita harus bisa mengidentifikasikan apa pemicunya emosi yang muncul, dan bagaimana kita akan meresponnya.
Misalnya, hal terburuk yang kita rasakan adalah dibandingkan dengan saudara atau sepupu. Kita bisa merespons hal ini dengan segera mengakhiri percakapan, meninggalkan situasi, atau tindakan lain yang kita rasa terbaik.
4. Jelaskan kebutuhan diri dan komunikasikan
Sering kali, ketika kita tidak memiliki batasan dalam keluarga kita sendiri bukanlah disebabkan karena anggota keluarga yang kurang baik, akan tetapi karena kita tidak pernah adanya komunikasi sehingga keluarga kita tidak mengerti kebutuhan kita. Untuk itu, kita perlu mengindentifikasi kebutuhan dan batasan apa yang kita inginkan.
Setelah mengidentikasi semua kebutuhan juga keinginan kita terhadap batasan, pastikan semua yang kita butuhkan itu realistis untuk diwujudkan. Lalu, kita perlu mengkomunikasi hal ini agar keluarga kita memahaminya.
5. Berani untuk mengatakan tidak
Ketika kita merasa takut mengecewakan orang lain biasanya kita akan sulit untuk mengatakan “tidak”, terlebih pada keluarga kita sendiri. Hal yang penting untuk bisa membuat batasan yang jelas adalah belajar mengatakan “tidak”. Namun, perlu kita pahami bahwa ada perbedaan yang terlihat antara “tidak” yang disampaikan dengan baik dan secara kasar.
Saat kita sudah mengatakan “tidak” kita sudah bisa menutup kemungkinan untuk melakukan hal yang tidak kita sukai dan terpaksa untuk melakukannya. Batasan ini memang penting diterapkan di manapun, termasuk di tengah keluarga.
Contoh Healthy Boundaries dalam keluarga
Terdapat beberapa contoh healthy boundaries dalam keluarga yang kemungkinan paling sering ditemui yaitu sebagai berikut:
1.
Anak
disarankan untuk tidak masuk ke dalam kamar atau ruang kerja orang tua di jam –
jam tertentu saat orang tua sedang melakukan pekerjaan penting, begitu juga
sebaliknya
2. Orang tua maupun anak tidak terlalu sering
memeriksa ponsel satu sama lain tanpa izin atau kebutuhan tertentu
3. Anggota keluarga saling menginformasikan
kegiatan di luar rumah seperti kapan, dimana, dengan siapa
4. Kesepakatan untuk melakukan pekerjaan
rumah apa saja yang harus dilakukan oleh anggota keluarga
5. Meminta izin kepada anggota keluarga jika
ingin mengundang tertentu ke rumah
Amanda Teonata, S.Psi, Menetapkan Batasan dan Teritori yang Sehat dalam Keluarga. Retrieved from : https://www.uc.ac.id/marriageandfamily/menetapkan-batasan-dan-teritori-yang-sehat-dalam-keluarga/
Eka Ami. (2022, Februari 28) Inilah batasan dengan keluarga agar kamu dihargai. retrived from : https://www.idntimes.com/life/inspiration/eka-amira/cara-membuat-batasan-di-keluarga-c1c2?page=all
Comments
Post a Comment