SELF FORGIVENESS IN ROMANTIC RELATIONSHIPS

 

Penulis : Ghea Rae Sabrina

Hubungan yang romantis. Seperti apa sih dan bagaimana sih hubungan yang romantis itu bisa tercipta? Selama kita menjalani hidup di dunia ini, kita akan mengalami fase perkembangan dalam diri, perkembangan dalam segi biologis, kognitif dan sosioemosional. Perkembangan ini dapat dikategorikan dalam beberapa fase yang merujuk pada kerangka waktu dengan beberapa fase yang terjadi. Nah salah satu fase yang pasti kita alami adalah fase remaja. Pada fase remaja kita berada pada suatu transisi dari anak-anak ke dewasa. Pada fase anak, kta akan menghabiskan waktu bersama orang tua, guru, teman-teman hingga saat kita memasuki fase remaja, seseorang akan mengalami pengalaman – pengalaman baru dalam hidup. Seperti, minat, karir, hubungan romantis dengan seseorang lainnya dan eksplorasi identitas. Tidak sedikit pada fase remaja ini lebih banyak menghabiskan waktu menjalankan hubungan romantis atau hanya memikirkan hubungan romantis.

Hubungan romantis dimulai ketika kita menginjak pada remaja akhir yang pastinya memberikan pengetahuan baru tentang berbagai hal. Misalnya, pengalaman baru terkait hubungan yang unik dengan individu dari lawan jenis. Pada saat itu juga akan menjalani hubungan romantis lebih serius lagi serta memiliki ikatan emosi yang lebih kuat dan stabil seperti pada fase dewasa. Hubungan romantis pada remaja akhir biasanya akan berjalan sampai satu tahun atau lebih. Salah satu yang dibutuhkan dalam hubungan romantis ini ialah kepercayaan. Dengan adanya kepercayaan pada hubungan romantis dapat memberikan rasa saling menghormati antar pasangan, serta dapat terciptanya hubungan berkualitas. Nah, kepercayaan ini kerap dibuat menjadi ciri khas hubungan yang efektif, selain itu dengan adanya kepercayaan akan membuat hubungan romantis ini menjadi sehat, juga kepercayaan dalam hubungan romantis ini dapat menciptakan rasa aman dan hubungan yang sehat. Selain itu, hubungan romantis yang memiliki kepercayaan dan tumbuhkan rasa aman maka pasangan dapat saling terbuka satu sama lain.

Kepercayaan adalah harapan umum yang diyakini oleh seseorang kepada orang lain yang merasa dapat diandalkan untuk menepati janji. Namun terkadang hubungan romantis kurang memiliki kepercayaan yang baik, tidak jarang hubungan dengan kualitas yang kurang baik tersebut akan menghadapi berbagai konflik di dalamnya. Kepercayaan adalah salah satu yang dapat menyelesaikan konflik dalam hubungan, selain itu, hubungan romantis juga dibutuhkan pasangan yang memiliki agreeableness, yaitu mempunyai rasa dendam yang renda pada individu yang menyakitinya, terhindar dari konflik dengan individu lain dan mempu dengan mudah memberikan maaf atas kesalahan yang diperbuat oleh pasangannya saat terjadi konflik. Pada saat seseorang memiliki sikap agreeableness, seseorang akan berperilaku kooperatif, mudah mempercayai, serta menghargai seseorang lainnya. Dengan sikap ini juga kerap dikorelasikan dengan kemampuan beradaptasi secara sosial, pribadi yang menyenangkan dan juga pribadi yang penyayang. Saat mengalami peristiwa hidup yang menyakitkan, individu dengan agreeableness yang tinggi mampu menyikapi dan beradaptasi dengan baik. Individu dengan kepribadian agreeableness, mampu menyelesaikan konflik dalam hubungan romantis, salah satunya dengan forgiveness.

            Forgiveness ialah perubahan emosi dan perilaku untuk tidak lagi menghindari atau berupaya melakukan pembalasan pada seseorang atau pasangannya dalam suatu hubungan yang sudah menyakitinya, melainkan memiliki motivasi yang tinggi untuk memperbaiki kesalahan yang ada di pasangannya. forgiveness adalah perilaku seseorang yang sudah disakiti untuk tidak membalas dendam pada pelaku, serta tidak juga menginginkan menjauhi pelaku. Sebaliknya, individu menginginkan berdamai dan berbuat baik pada pelaku, meskipun pelaku sudah menyakitinya. Tidak hanya itu ketika seseorang atau pasangan memiliki self-forgiveness yang tinggi ia tidak akan menyalahkan diri sendiri dengan semua hal yang terjadi pada dirinya juga pasangannya.  forgiveness memberi dampak pada kebahagiaan psikologis, baik pada seseorang yang memaafkan maupun pasangan yang dimaafkan. Dampak forgiveness adalah didapatnya ketenangan yang mampu menghasilkan kebahagiaan, sementara bagi pasangan yang dimaafkan akan mendapat ketenangan lantaran sudah diberi maaf. Maka dapat disimpulkan bahwa ketika kita memiliki sikap forgiveness dan self-forgiveness dalam suatu hubungan, akan menciptakan hubungan romantis yang dibutuhkan oleh semua orang.


SUMBER REFERENSI

Santrock, J. . (2012). Life-Span Development (Edisi 13 Jilid 1). Erlangga.

McCullough, M. E. (2000). Forgiveness as Human Strength: Theory, Measurement, and Links to Well-being. Journal of Social and Clinical Psychology, 19(1), 43–55. https://doi.org/10.1521/jscp.2000.19.1.43

Nashori, F. (2011). Meningkatkan Kualitas Hidup dengan Pemaafan. Unisia, 33(75), 214–226. https://doi.org/10.20885/unisia.vol33.iss75.art1

Oktaviani, Y. (2020). Hubungan Kepercayaan Interpersonal Dengan Pemaafan Dalam Persahabatan Pada Siswa-Siswi Sma Negeri 3 Payakumbuh. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

 

 


Comments

Popular posts from this blog

Bedanya kebutuhan emosi pria dan wanita

Evaluasi dan Refleksi Diri, Caranya?

Apa Itu Conformity?