MEMAAFKAN DIRI SENDIRI DAN MOVE ON
Penulis : Ghea Rae Sabrina
Saat malam tiba, pernah ngga malah merenung memikir semua yang telah terjadi? Atau sedang dalam keadaan berusaha memaafkan diri sendiri dan mencoba untuk move on? Ya, sudah tidak aneh mungkin kita sering kali dituntut untuk terus menjadi sempurna dalam hal apapun yang ada di hadapan kita. Bahkan sepertinya, jika kita melakukan sebuah kesalahan, semuanya akan hancur berantakan. Hal ini mengakibatkan kita terus-menerus menyalahkan diri sendiri tanpa ampun. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Kita menjadi seseorang yang tidak mempunya kepercayaan diri.
Pernah nggak membayangkan jika kita terus-menerus dan kita tidak melakukan apapun, mungkin sampai kapanpun hidup kita tidak akan merasakan kebahagiaan, gelap, membosankan. Hal itu bisa saja terjadi, tapi eits… ingat hidup hanya sekali loh. Memangnya mau membuang waktu dengan hal yang mungkin tidak menguntungkan kita seperti itu? Rasanya sayang banget kan kalau begitu?
Jadi apa yang seharusnya kita lakukan sih? Nah, kita harus belajar memaafkan diri sendiri dan move on!
Memang sih, memaafkan diri sendiri itu tidak semua yang dibayangkan, terlebih lagi saat kita sedang merasa bahwa hal buruk yang terjadi pada kita adalah semua kesalahan kita. Hal ini memang memerlukan waktu dan proses. Apalagi setiap proses yang kita jalani tidak akan sama dengan orang lain satu dan yang lainnya. Jadi, kita tidak berhak untuk membandingkan proses yang kita lakukan dengan orang lain. Apakah masih belum menemukan bagaimana caranya untuk memulai memaafkan diri sendiri? Coba deh, pejamkan mata dan rasakan napas yang dihirup dan dibuang. Kemudian lihat sekeliling. Lihat bagaimana tumbuh-tumbuhan yang ada di sekitar menghasilkan oksigen yang sehat dan bersih agar bisa kita hirup. Jadi, siapa yang selama ini memberi kita napas kehidupan dan tumbuhan hijau tersebut? Ya siapa lagi kalau bukan Tuhan yang Maha Pencipta.
Masih ragu? Ok, coba kita hitung sudah berapa kita berbohong? Terlepas berbohong karena kebaikan atau keburukan. Nah pernah ngga sih berpikir, saat kita melakukan kebohongan Tuhan mengurang napas yang kita punya. Tuhan tidak pernah menguranginya loh walaupun hanya sedikit sekalipun.
Melihat contoh yang sudah tersaji di atas menjelaskan bahwa walaupun kita melakukan kesalahan, Tuhan akan tetap mencintai kita tanpa kurang dengan cara-Nya. Sudah tampak jelas sekali bahwa Tuhan mencintai kita, lalu kenapa ya kita yang malah begitu sulit untuk mencintai diri kita sendiri? Nah yuk kita ubah, kita harus mencintai diri kita sendiri terlebih dahulu. Karena jika kita sudah mampu untuk mencintai diri sendiri maka kita akan dengan mudah untuk menjadi seseorang yang mudah memaafkan diri sendiri pula.
Masa lalu memang tidak mungkin bisa kita hilangkan begitu saja ya, begitu sangat menyiksa memang. Bahkan setiap kali ada yang mengungkit, kita langsung marah atau malah bawa perasaan ujung-ujung jadi overthinking. Tapi apakah kita menyadari bahwa hal itu artinya kita sedang terjebak dalam masa lalu? Kalau begitu kita tidak akan bisa maju karena selalu diam pada masa lalu. Kalau begitu terus, bagaimana kita bisa melanjutkan hidup?
Ilustrasinya seperti ini, anggap saja bulan ini adalah waktunya kita untuk menanam buah. Bulan ini kita akan disibukkan dengan mengumpulkan bibit-bibit terbaik yang akan kita tanam, pupuk dan sebagai kebutuhan yang akan kita gunakan. Tibalah saat kita akan mulai menanam, kita akan memperbaiki tanah, menanam dan menjaganya dengan baik setiap harinya. Kita terus menjaga tanah dengan baik selalu memperhatikan buah yang kita tanam. Kita berpikir bahwa semakin banyak kita menanam, semakin banyak juga hasil yang akan kita hasilkan nantinya.
Waktu berlalu begitu cepat, tanpa kita sadari ternyata kita sudah memasuki masa panen. Namun, kita masih saja terus sibuk dengan menanam bibit-bibit yang kita punya tanpa memperhatikan tanaman yang sudah membuahkan hasil. Kita masih saja fokus dan terus menanam karena berharap kita akan mendapatkan hasil panen yang lebih banyak. Apa hasilnya? Buah-buah yang telah kita tanam akan membusuk dan tidak lagi bisa dinikmati karena kita gagal panen. Lalu apa yang kita dapatkan? Kita tidak mendapatkan apa-apa dengan hal ini. Begitulah ilustrasi jika kita terus stuck dengan masa lalu, dan belum bisa move on. Jadi, mau memilih yang mana nih? Mau stuck dengan masa lalu atau move on aja?
Terbayangkan apa yang akan terjadi jika kita tetap stuck pada masa lalu belum bisa menerima hal yang terjadi saat ini kita kan melewatkan banyak kesempatan yang datang loh karena terlalu sibuk dengan hal-hal yang sudah lewat di belakang sana. Coba deh untuk sadar dan mengobrol dengan diri sendiri. Mau sampai kapan akan terjebak pada waktu yang sudah lewat? Yuk pelan-pelan lepaskanlah semuanya dan belajar untuk hidup sesuai dengan apa yang terjadi saat ini.
Memaafkan diri sendiri dan memilih untuk move on merupakan langkah awal kita untuk merasa utuh menjadi manusia yang berharga. Lalu apa pentingnya hal itu? Jawabannya adalah agar kita mampu melihat dan memahami makna hidup yang sedang kita jalani saat ini, dan belajar dari masa lalu. Setelah itu kita sudah bisa merasa utuh dan mulai menemukan hidup yang sesungguhnya harus kita jalani.
SUMBER REFERENSI
Fimela. (2016, Desember 13) Meski Sulit, Memaafkan Jadi Cara Terbaik untuk Move On. Retrieved from : https://www.fimela.com/lifestyle/read/3765693/meski-sulit-memaafkan-jadi-cara-terbaik-untuk-move-on
Caroline, G. (2021, September 27) 5 Langkah Memaafkan Diri Sendiri dari Kesalahan, Move On. Retrieved from : https://www.idntimes.com/life/inspiration/caroline-9/memaafkan-diri-sendiri-c1c2-3/5
Comments
Post a Comment