HUBUNGAN SELF ACCEPTANCE DAN DUKUNGAN SOSIAL
Kebahagiaan adalah dambaan bagi semua orang. Namun sadarkah bahwa self-acceptance adalah bagian dari faktor kebahagiaan itu sendiri? Iya, dengan self-acceptance yang memiliki makna ialah suatu yang ditandai dengan sikap positif atau penolakan, penerimaan diri juga merupakan pengakuan atau penghargaan diri atau penghargaan terhadap nilai-nilai individual dan juga menerima segala kekurangan serta karakteristik dalam tubuh individu. Dengan kata lain, saat kita sudah menerapkan penerimaan diri ini kita akan lebih memahami bagaimana kekurangan kita bisa diperbaiki atau membuang sifat dan sikap buruk yang dimiliki. seseorang yang memiliki self-acceptance juga memandang bahwa kekurangan atau kelemahan yang kita memiliki sebagai hal yang wajar dan dimiliki setiap orang, karena setiap orang yang memiliki self-acceptance yang baik akan bisa berpikir positif tentang diri kita sendiri, karena setiap orang pasti memiliki kekurangan atau kelemahan serta memiliki kelebihan di dalam dirinya.
Asspek -aspek self-acceptance yakni :
Perasaan sederajat
Perasaan sederajat ini, ialah saat seseorang menganggap bahwa dirinya berharga dan sama layaknya dengan orang lain.
Percaya dengan kemampuan
Percaya dengan kemampuan yang dimiliki diri sendiri ialah saat seseorang lebih suka mengembangkan sikap baiknya dan menghilangkan sifat buruknya daripada harus terus mengikuti, mencontoh orang lain bahkan sampai menjadi orang lain.
Bertanggung jawab
Bertanggung jawab ini adalah saat seseorang memiliki sifat bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah ia lakukan.
Orientasi keluar diri
Orientasi keluar diri ialah saat seseorang lebih suka memperhatikan dan bertoleransi kepada orang lain.
Berpendirian
Berpendirian adalah saat seseorang memiliki ide, sikap dan aspirasi sendiri dan tidak hanya sekedar menjadi pengikut atau mengikuti orang lain.
Menyadari keterbatasan
Menyadari keterbatasan ialah saat seseorang mampu mengenal kelebihan dan kekurangan yang ia miliki dengan baik.
Menerima sifat kemanusiaan
Seseorang yang memiliki sifat kemanusiaan mampu mengenali sifat marah, sedih, juga cemas tanpa menganggap bahwa perasaan tersebut adalah sesuatu yang harus diingkari dan ditutupi.
Dukungan sosial ialah mengacu pada memberikan kenyamanan kepada orang lain, menghargai juga merawatnya. Selain itu, dukungan sosial dapat diartikan dengan adanya transaksi interpersonal yang ditunjukkan dengan pemberian bantuan dari seseorang kepada orang lain, saat bantuan itu umumnya diperoleh dari orang yang berharga bagi orang yang bersangkutan. Dukungan sosial ini dapat membantu seseorang untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya secara lebih efektif, sehingga dukungan sosial ini tidak kurang menjadi salah satu bagian penanganan yang serig dilakukan.
Nah dukungan sosial ini termasuk ke dalam salah satu terapi psikologi yakni terapi interpersonal, terapi interpersonal ini merupakan suatu versi dari terapi psikodinamik yang lebih memfokuskan pada pendekatan sosial yaitu hubungan sosial yang sedang berjalan, jenis penanganan dalam rangka psikologi sosial ini yang sedang populer adalah intervensi perilakuan, kognitif dan sosial. Perlu diketahui psikodinamik ialah merupakan teori yang menjelaskan perilaku kepribadian dalam arti dinamika energi yang tidak disadari dalam diri seseorang. Ada unsur-unsur yang utama dalam teori ini, yaitu motivasi, emosi, dan aspek-aspek internal lainnya.
Saat seseorang menginginkan kebahagiaan dalam hidupnya, ia akan mencari faktor yang sangat penting untuk membuatnya bahagia salah satunya ialah adanya hubungan pribadi pada seseorang tersebut yaitu dengan persahabatan, pernikahan dan dukungan sosial.
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan adanya hubungan self-acceptance dan dukungan sosial dengan kebahagian. Semakin kuatnya dan tingginya dukungan sosial dan penerimaan diri pada seseorang, maka semakin tinggi dan semakin kuat pula kebahagian yang dirasakan pada diri seseorang tersebut. Begitu pula semakin rendahnya self-acceptance dan dukungan sosial maka semakin rendah pula kebahagiaan yang dirasakan oleh seseorang tersebut.
SUMBER REFERENSI
Herbyanti, Deni., (2009). Kebahagiaan (Happiness) Pada Remaja Di Daerah Abrasi. Indigenous: Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi, Universitas Muhammadiyah Surakarta 11(2), 60-73.
Uraningsari, F., & As’ad, M. (2016). Penerimaan diri, dukungan sosial dan kebahagiaan pada lanjut usia. Persona: Jurnal Psikologi Indonesia, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 5(01), 15- 27.
Comments
Post a Comment