SELF KNOWLEDGE = SELF IMPROVEMENT
Penulis: Rania Hendradwiputri
Belakangan kita sering membahas tentang self-knowledge atau proses mengenali diri sendiri. Dalam psikologi sendiri, self-knowledge harus dilakukan secara jujur dan otentik, tidak menutup-nutupi kekurangan atau sisi negatif kita, begitupun kelebihan atau sisi positif kita (Wilson, 2021; Nikolova, 2019). Dengan mengenal diri sendiri secara saksama, niscaya aktivitas dan masalah dalam kehidupan sehari-hari dapat dihadapi dan ditanggulangi dengan baik dan akurat sehingga kita akan memiliki tingkat kepuasan hidup yang tinggi dan mampu menghadapi berbagai macam rintangan secara sehat mental (Wilson, 2021; Nikolova, 2019). Kemampuan self-knowledge yang mumpuni juga amat menguntungkan kita dalam hubungan interpersonal, sebagaimana dapat menghindari kesalahpahaman apabila terjadi konflik sebab kita dapat meregulasi emosi dengan baik dan menyampaikan ketidaknyamanan kita secara akurat karena kita betul-betul tahu masalah apa yang sedang terjadi dalam diri kita (Wilson, 2021; Nikolova, 2019).
Self-knowledge yang mumpuni juga menguntungkan diri kita dalam mengembangkan diri menjadi lebih baik lagi, atau dalam psikologi sering disebut dengan istilah self-development (Andrew, 2018). Ada kalanya kita ingin memperbaiki diri kita memiliki kekurangan di bidang tertentu, sebagai contoh kita belum sepenuhnya dapat menghilangkan kegugupan apabila kita berbicara di depan umum. Dengan kita memiliki self-knowledge yang baik, kita akan mudah menyadari kekurangan yang dapat dikaji kembali tersebut sehingga kita akan dapat menentukan step-step tertentu untuk mengembangkan kemampuan public speaking kita sehingga jadi lebih baik, seperti dengan mengikuti training, seminar, konsultasi ke profesional seperti psikolog, menonton tutorial di YouTube dan mengaplikasikannya, dan lain-lain. Dengan kemampuan self-knowledge yang baik, kita juga akan lebih mudah menerka cara manakah yang cocok bagi kita sebagaimana muncul perkembangan positif, atau ada cara yang kurang cocok bagi kita sehingga kita perlu menggunakan cara lain (Andrew, 2018).
Analoginya seperti memilih obat. Ada yang cocok dengan obat merek A, tetapi ada juga yang tidak cocok dengan obat merek A sehingga harus memilih merek B. Memilih cara untuk mengembangkan diri menjadi lebih baik jugalah demikian. Ada yang dengan meminta saran dari teman-temannya saja sudah cukup, ada juga yang memang lebih senang langsung konsultasi ke profesional. Tiap orang memiliki caranya masing-masing untuk melakukan self-development mereka.
Selain menangani kekurangan, self-development juga berarti mempelajari hal baru. Hal-hal baru yang ingin dipelajari ini juga dapat dipilih dengan mudah oleh kita jika kita memiliki kemampuan self-knowledge yang baik (Andrew, 2018). Kita mengetahui bahwa kita memiliki ketertarikan yang tinggi dalam bidang komputer. Maka, kita dapat mengambil kursus programming atau mempelajarinya secara otodidak menggunakan buku tutorialnya yang dapat dibeli di toko buku. Atau, kita tertarik dengan sejarah dunia. Kita dapat menyaksikan tontonan yang membahas tentang sejarah dunia atau membeli buku tentang sejarah dunia. Dengan mengenal diri sendiri secara baik juga, kita dapat menyadari apakah suatu bidang tertentu tidak membuat kita tertarik (Andrew, 2018). Misalkan, kita menyadari bahwa kita tidak terlalu menyukai Matematika. Jadi, kita tidak perlu memaksakan diri bisa mempelajari rumus-rumus sulit dalam Matematika, kita cukup menguasai apa yang sekiranya penting bagi kehidupan kita sehari-hari saja. Kita jadi dapat mengenali batasan diri kita dan tidak memaksakan diri melampaui batas tersebut.
Self-development bilamana dipaksakan akan jadi tidak menyenangkan lagi, sementara sesungguhnya dalam mengembangkan diri, sebaiknya kita senang menjalaninya karena kita akan mencapai versi diri kita yang lebih baik lagi jika kita berhasil. Dan, bukankah dalam mempelajari sesuatu, jika kita dalam emosi yang positif, maka pengetahuan yang kita pelajari akan lebih mudah masuk dan bertahan dalam otak dan hati kita?
Baik proses mengenali diri sendiri maupun pengembangan diri adalah proses seumur hidup. Seiring kita bertambah usia, semakin banyak hal yang kita ketahui, semakin banyak hal yang dapat berubah dalam diri kita, dan semakin banyak juga hal yang telah berubah di sekitar kita. Selera kita, hobi kita, hal-hal yang dibutuhkan oleh masyarakat, hal-hal yang beredar di sekitar kita, semuanya berubah secara dinamis. Jadi, tetaplah tenang dan tidak perlu terburu-buru dalam mengenali dan mengembangkan diri kita menjadi versi diri yang kita inginkan. Hidup bukanlah perlombaan, bukankah demikian? Jagalah kesehatan fisik dan mental Anda, semoga Anda sehat fisik mental selalu!
SUMBER REFERENSI
Andrew, G. (2018, April 10). Self-knowledge is the beginning of self-improvement. Code of Living. Retrieved from https://www.codeofliving.com/blog/self-knowledge-is-the-beginning-of-self-improvement/
Nikolova, N. (2019, January 14). Want to be happier? Try getting to know yourself. The Conversation. Retrieved from https://theconversation.com/want-to-be-happier-try-getting-to-know-yourself-109451#:~:text=By%20self%2Dknowledge%2C%20psychologists%20mean,motivations%2C%20thinking%20patterns%20and%20tendencies.&text=Understanding%20our%20own%20emotions%20and,us%20to%20make%20better%20decisions
Wilson, C. R. (2021, December 17). What Is Self-Knowledge in Psychology? 8 Examples & Theories. PositivePsychology. Retrieved from https://positivepsychology.com/self-knowledge/
Comments
Post a Comment