BAHAYA MENJADI SEORANG PEOPLE PLEASER
Membantu orang lain tentu adalah hal yang baik, apalagi jika mereka senang dengan apa yang kita lakukan, hal tersebut menjadi kepuasan tersendiri. Namun, menyenangkan orang lain dengan cara yang salah dapat berdampak buruk bagi diri sendiri. Apa maksudnya? Jadi, menjadi orang baik dan membantu banyak orang tentu normal. Tapi menolong orang lain tanpa memikirkan kondisi diri sendiri, bahkan sampai rela merugikan diri sendiri untuk kesenangan orang lain merupakan hal yang tidak baik.
Loh, itu kan namanya berkorban demi kebaikan! Betul, tidak salah berbuat demikian jika perasaan ingin menolong diterapkan pada kondisi dan orang yang tepat. Sebaliknya apabila dorongan ingin menolong orang-orang secara berlebihan dengan harapan bisa menyenangkan semua orang dan ingin diakui. Maka hal itu tidaklah tepat, hati-hati mungkin saja anda termasuk golongan people pleaser! Apa itu? Yuk, baca sampai akhir biar paham.
People-pleaser merupakan sebutan bagi seseorang yang selalu berusaha menyenangkan orang-orang di sekitarnya, dan memiliki kecenderungan untuk melakukan apapun agar tidak mengecewakan orang yang ada di sekitarnya. Biasanya seorang people pleaser akan sangat merasa down atau terpuruk bila tidak bisa menyenangkan orang lain, takut orang lain marah, menghindari mengecewakan orang lain, karenanya seringkali mengorbankan perasaan serta kepentingannya sendiri.
Bagi seorang ‘people pleaser’, dipuji, diterima, dan mendapatkan pengakuan dari orang lain adalah hal yang paling penting. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan menjadi orang baik dalam bersosialisasi, tetapi seperti hal lainnya, sesuatu yang berlebihan biasanya bisa memberikan efek yang kurang baik.
Menurut Myers “Dorongan untuk menyenangkan orang lain dapat merusak diri kita sendiri dan berpotensi pada hubungan kita ketika kita membiarkan keinginan orang lain menjadi lebih penting daripada kebutuhan kita sendiri,”.
Nah itulah gambaran People Pleaser. Terus, bagaimana cara mengetahui seseorang termasuk people pleaser atau tidak?
Ciri-ciri People Pleaser
Bagaimana cara mengetahui orang people pleaser atau bukan?
Merendahkan diri sendiri
People pleaser seringkali berurusan dengan harga diri yang rendah dan menarik harga diri mereka dari persetujuan orang lain. Menurut Myers, people pleaser beranggapan dirinya hanya layak dicintai jika memberikan segalanya kepada orang lain. Seorang people pleaser percaya orang-orang hanya peduli padanya saat dirinya berguna.
Selalu berkata “Ya” dalam setiap permintaan
People pleaser cenderung setuju untuk melakukan sesuatu ketika mereka tidak suka, seperti membantu seseorang. Tetapi pola ini dapat menyebabkan masalah, karena ini berarti kebutuhan mereka lebih penting daripada kebutuhan dia sendiri.
Memilih diam atau pura-pura setuju ketika beda pendapat
Seorang people pleaser takut untuk menyanggah orang lain, dan akan lebih memilih pura-pura setuju. Padahal dalam berpendapat tentu semua orang memiliki hak dan pendapat masing-masing, maka dari itu people pleaser akan lebih cenderung mengorbankan kepentingan diri mereka.
Selalu berkata “Maaf” bahkan untuk hal-hal yang tidak kamu perbuat
People pleaser memiliki kesiapan untuk selalu dipersalahkan, bahkan untuk hal yang tidak dia lakukan. Itu sebabnya people pleaser sering meminta maaf meskipun tidak bersalah.
Hidup berdasarkan pendapat orang lain
People pleaser hidup dengan pendapat dan ekspektasi orang lain, dengan harapan untuk selalu bisa menyenangkan orang lain. Padahal yang lebih memahami diri sendiri tentu orang itu sendiri bukan orang lain.
Dampak Buruk People Pleaser bagi Kesehatan Mental
Lalu, mengapa menjadi seorang people pleaser berbahaya?
Mudah frustasi dan kesal
Ketika gagal menyenangkan perasaan orang lain, people pleaser mudah down dan mengucilkan diri sendiri sehingga mudah stres dan kesal terhadap diri sendiri.
Mudah dimanfaatkan orang lain
Dikarenakan people pleaser adalah orang yang selalu berusaha bertindak berdasarkan pendapat dan ekspektasi orang lain. Tentu akan mudah bagi orang lain untuk memanfaatkannya.
Cepat Stres dan kelelahan
Mudah stres dan kelelahan seorang people pleaser disebabkan tekanan hidup yang dipaksakan pada diri sendiri dengan harapan untuk selalu menyenangkan orang lain, sampai-sampai lupa dengan kesehatan diri dan mencintai diri sendiri.
Cara Mengurangi People Pleaser
Bagaimana cara mengatasi people pleaser?
Tunjukkan kebaikan saat Anda bersungguh-sungguh tanpa melukai perasaan diri sendiri
Saat menolong orang lain terlebih dahulu mempertimbangkan perasaan sendiri dan dampak bagi diri sendiri agar kebahagian yang diberikan pada orang lain tidak berdampak buruk pada mental dan fisik anda.
Belajar menempatkan diri dengan memahami kebutuhan diri anda.
Mencintai diri sendiri terlebih dahulu, baru anda bisa belajar bagaimana mencintai orang lain dan menyenangkan orang lain.
Menetapkan batasan seperti perasaan anda, prioritas waktu anda, dan dampak pada diri anda.
Menolong orang yang benar-benar membutuhkan, berarti bukan semua orang. Dengan selalu memperhatikan dampak bagi anda dan menyesuaikan dengan prioritas waktu anda.
Tunggu sampai anda dimintai bantuan.
Jangan menawarkan bantuan terlebih dahulu karena kebiasaan people pleaser tersebut akan berpotensi mudah dimanfaatkan orang lain.
Konsultasi dengan terapis
Jika anda merasa lelah karena berusaha membuat semua orang bahagia, pertimbangkan untuk berbicara dengan terapis tentang cara membuat diri anda bahagia terlebih dahulu. Lakukan konsultasi dengan ahli trapis untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan solusi. Terapis dapat membantu anda menjelajahi apa yang ada di balik kebutuhan anda untuk membuat orang lain bahagia.
Kesimpulan
Berhenti menjadi people pleaser memang tidak bisa dilakukan secara instan. Perlu keyakinan diri yang kuat serta waktu yang lama. Perlu dipahami dan ditegaskan pada diri sendiri bahwa sampai kapanpun melakukan tindakan untuk menyenangkan orang lain tidak akan menemui titik kepuasan, karena pada dasarnya setiap individu selalu memiliki keinginan yang terus berkembang.
Maka dari itu, bagaimanapun hal yang paling utama adalah kebahagian dan kesehatan mental diri sendiri.
Referensi:
Ochi, Evelyn. (2019). Jadi Orang yang Terlalu Baik Ternyata Bahaya untuk Kesehatan Mental, Lho!. Beauty Journal.id. (dapat diakses pada https://journal.sociolla.com/lifestyle/bahaya-people-pleaser-bagi-kesehatan-mental?page=2 )
BEM FPPsi UM. (2020). People -Pleaser. BEM Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Malang. E-Journal (dapat diakses pada http://bem.fppsi.um.ac.id/index.php/2020/07/27/people-pleaser/ )
https://www.idntimes.com/hype/fun-fact/sherly-8/kamu-seorang-people-pleasure-c1c2/5
Comments
Post a Comment