MENGATASI TOXIC FAMILY, HUBUNGAN KELUARGA YANG BERUBAH MENJADI RACUN


 

Semua orang pasti ingin memiliki keluarga yang lengkap dan bahagia. Apalagi keluarga adalah tempat pertama yang menerima kita dengan apa adanya. Dikelilingi oleh keluarga akan membuat kita merasa bahagia, aman dan damai. Saat merasa penat dengan aktivitas di luar, keluarga menjadi tempat pulang yang nyaman untuk kita mengadu dan berkeluh-kesah. 

Namun tidak semua orang merasakan hal yang sama. Beberapa orang justru merasa tidak nyaman saat berada di ruang lingkup keluarga. Sebenarnya memiliki masalah dengan keluarga adalah hal yang normal, karena setiap anggota keluarga memiliki karakter yang berbeda-beda. Akan tetapi, jika sesama anggota keluarga terlibat masalah pasti akan mudah berbaikan, bagaimana pun mereka satu keluarga, pasti ada rasa kasih-sayang diantaranya.

Contohnya, pertengkaran antara Kakak dan Adik. Kakak dan Adik memang sering bertengkar saat bersama, tapi saat berjauhan pasti akan merasa rindu. Pertengkaran antara saudara normalnya akan cepat terselesaikan, karena saat kita menyayangi seseorang, pasti tidak mudah untuk memarahinya lama-lama. Berbeda jika di dalam keluarga tidak ada rasa saling menyayangi, maka bertengkar pun bisa sampai berminggu-minggu bahkan mungkin selamanya.

Jika kamu merasa dalam keluargamu tidak ada rasa menyayangi satu sama lain atau bahkan tidak ada kehangatan saat bersama, bisa jadi kamu terjebak dalam hubungan keluarga yang toxic. Toxic family bisa diartikan sebagai hubungan keluarga yang saling menyakiti, baik menyakiti secara fisik maupun psikologis sesama anggota keluarganya. Memiliki keluarga yang toxic akan membuat seseorang merasa cemas, gelisah dan tertekan saat bersama dengan keluarga.

Contoh hubungan keluarga yang toxic yaitu, orang tua yang selalu mengkritik apapun yang dilakukan oleh anaknya, pertengkaran saudara karena merasa cemburu dan iri, sering membuat drama dengan membesar-besarkan masalah kecil, saling meremehkan, merasa paling benar, anak-anak yang suka berbohong, dan lain sebagainya. Bagaimana, apa kamu pernah merasakan masalah-masalah seperti itu? Jangan khawatir, berikut beberapa tips yang dapat kamu lakukan untuk mengatasi keluarga yang toxic:

1. Persiapkan dirimu terlebih dahulu. 

Menghadapi keluarga yang toxic membutuhkan tenaga dan kesebaran tingkat tinggi, sebelum bertemu dengan mereka, kamu perlu mempersiapkan dirimu agar lebih tenang dan santai saat bersama mereka. Pastikan kamu dalam kondisi hati yang baik, jangan sampai saat kamu terlalu lelah dengan pekerjaan tapi malah pergi menemui mereka, hal itu justru akan semakin memancing emosimu. 

2. Sebisa mungkin hindari pertengkaran dengan pelaku toxic

Saat bersama pelaku toxic sebaiknya kamu menjauhi segala pembicaraan yang mengarah pada pertengkaran. Bukannya pengecut, tapi mencegah masalah lebih baik daripada membuatmu pusing dengan drama-drama yang tidak penting. Jika memungkinkan kamu bisa menjaga jarak dengan mereka. Hindari terlibat masalah terlalu dalam dengannya.

3. Kamu harus bertindak jika merasa sudah kelewatan

Mengindari masalah memang baik untuk menjaga keutuhan keluarga, tapi kamu juga harus bertindak dengan tegas jika merasa orang tersebut sudah sangat kelewatan menyakitimu. Kamu harus tegas memperingatkan dia agar tidak seenaknya lagi. Tapi ingat, gunakan kata-kata yang sekiranya tidak akan membuat hubungan yang panas menjadi lebih panas. Tegas tidak harus dengan marah-marah, tapi balas lah dengan cara lebih tenang dan elegan.

4.  Jangan terlalu dipikirkan

Jangan menelan mentah-mentah apa yang mereka katakan. Beberapa hal justru tidak perlu kamu pikirkan. Seperti kata pepatah, “Masuk telinga kanan, keluar telinga kiri.” Memikirkan kata-kata mereka hanya akan membuatmu pusing dan tertekan. Bersikap bodo amat kadang memang diperlukan untuk melindungi diri.

5. Maafkan dan ikhlaskan

Memaafkan memang tidak mudah, tapi membebani diri dengan emosi negatif juga bukan hal yang baik. Memendam rasa dendam dalam hati justru akan membuatmu merasa gelisah dan sakit hati. Hal itu tentu saja tidak baik untuk kesehatan mental kita. Daripada terus mengingat tingkah menyebalkan mereka, lebih baik biarkan dan lupakan saja. Toh, orang-orang seperti ini memang pasti akan kita temui saat hidup di dunia, jadikan tingkah mereka sebagai pembelajaran agar kamu tidak melakukan hal yang sama. Kedepannya jika kamu bertemu orang seperti ini, kamu bisa lebih dewasa dan bijak dalam menanganinya.

 

Ditulis oleh : Lia Izzatunnafsi (Mahasiswa Perbankan Syariah Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung)

Referensi:

Alivia Permata Hadi, dkk. (2020). Are You In Toxic Family. Diakses pada 24 Juli 2021. https://lm.psikologi.ugm.ac.id 

Patresia Kirnandita. (2019). Toxic Family, Ketika Sikap Anggota Keluarga Terasa Mencekik. Dikases pada 24 Juli 2021. https://tirto.id.

Siti Marliah. (2020). 5 Cara Menghadapi Anggota Keluarga Yang Toxic, Jangan Emosi Dulu Ya!. Diakses pada 24 Juli 2021. https://www.idntimes.com

Sumber gambar:

https://www.beautynesia.id/

Comments

  1. bahaya https://unair.ac.id/dampak-kekerasan-dalam-rumah-tangga-terhadap-kehidupan-anak/

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Bedanya kebutuhan emosi pria dan wanita

Evaluasi dan Refleksi Diri, Caranya?

Apa Itu Conformity?