SELF HEALING: PENGOBAT LUKA BATIN


Semua orang pasti tidak asing dengan kata Self-healing. Apa itu self healing? Self healing adalah fase yang diterapkan pada proses pemulihan (umumnya dari gangguan psikologis, trauma), didorong oleh dan diarahkan oleh pasien, sering hanya dipandu oleh insting. Proses tersebut menghadapi nasib campuran karena sifat amatir, meskipun motivasi diri merupakan aset utama. Nilai penyembuhan diri terletak pada kemampuannya untuk disesuaikan dengan pengalaman unik dan persyaratan individu
Menurut Sui(2009) ia mengatakan bahwa self healing juga dapat dicapai melalui mekanisme psikologis yang sengaja diterapkan. Pendekatan ini dapat meningkatkan kondisi psikologis dan fisik seseorang

Self healing merupakan metode penyembuhan penyakit bukan dengan obat, melainkan dengan menyembuhkan dan mengeluarkan perasaan dan emosi yang terpendam di dalam tubuh. Self healing juga disebut sebagai rangkaian latihan praktis yang dikerjakan secara mandiri sekitar 15-20 menit dan sebaiknya dilakukan 2 kali dalam sehari.
Setiap orang pasti pernah mengalami lelah secara psikis dalam berbagai bentuk. Seperti cemas akan suatu penyakit,kesedihan yang mendalam karena ditinggal orang tersayang,marah pada diri sendiri karena gagal meraib sesuatu,dan sebagainya. Nah bagaimana dan siapa yang seharusnya menyembuhkan luka tersebut?ada beberapa langkah untuk melakukan self healing. Sebagai berikut:
1. Me time
Masalah yang belum selesai membuat beberapa orang sering dikaitkan dengan keberadaan orang lain. Me time membantu orang memikirkan diri mereka sendiri terlebih dahulu. Tidak peduli bagaimana orang lain memperlakukannya, kita selalu bisa memilih untuk bahagia.
2. Self acceptance atau menerima diri sendiri 
coba luangkan waktu sejenak untuk menerima diri sendiri apa adanya, dengan sisi baik dan buruk kita, dengan kegagalan dan kesalahan masa lalu kita. Hal semacam itu yang dibutuhkan untuk melakukan self healing.
3. Mindfullness 
Mindfulness adalah berpikir dengan kesadaran yang penuh. Mengelola pikiran, perasaan, dan lingkungan untuk menghubungkan titik-titik yang ada dalam pikiran kita. Memaknai setiap peristiwa dan kejadian yang pernah kita alami dengan lebih sehat. Mindfulness dapat meningkatkan self compassion dan kebermanfaatan hidup.
4. Melakukan kegiatan yang positif 
Ketika mulai melakukan self healing, penting untuk menyaring hal-hal negatif yang dapat menyebabkan stres. Dibutuhkan upaya nyata untuk memerangi hal tersebut. Hindari menonton berita, membaca koran, atau mengakses sosial media untuk sesuatu yang tidak perlu. Cobalah untuk melakukan kegiatan positif, seperti baca buku atau mendengarkan musik yang ceria secara rutin karena secara tidak langsung otak akan mengirim pesan positif yang dapat meningkatkan mood dan mendukung proses self healing.

Diatas merupakan beberapa cara dalam melakukan self healing. Semoga penjelasan di atas dapat membantu memulihkan diri dari luka batin yang dialami. 




Ditulis oleh : Rizky Septiawan Sumantri (Mahasiswa Psikologi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang)



Referensi
Budiman(2018)Pengaruh Efektivitas Terapi Self Healing Menggunakan Energi Reiki terhadap Kecemasan Menghadapi Ujian Skripsi.PSYMPATHIC : Jurnal Ilmiah Psikologi, 4, 1
Diana rahmasari.SELF HEALING IS KNOWING YOUR OWN SELF. Unesa University Press.Surabaya.2020
https://pijarpsikologi.org/8-metode-self-healing/diakes pada tanggal 7 juni 2021

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Bedanya kebutuhan emosi pria dan wanita

Image
Penulis : Ghea Rae Sabrina  Seringkali komunikasi menjadi masalah dalam suatu hubungan pria dan wanita. Saat wanita sering merasa tidak dimengerti oleh pria, di sisi lain pria menganggap wanita itu rumit dan sulit ditebak.d an juga pada saat pria merasa sering tidak dihargai oleh wanita, sementara  wanita merasa ego pria telalu tinggi sehingga mudah marah dan tersinggung.  Masalah komunikasi diantara pria dan wanita ini penyebabnya adalah berasumsi kalau pria dan wanita memiliki kebutuhan emosional yang sama. Akibatnya perlakuan yang bermodalkan kasih sayang ini disalahpahami oleh pasangan.  Tenryata pria dan wanita memiliki kebutuhan 6 emosional yang berbeda. Kebutuhan emosional ini saling berpasangan dan saling memengaruhi. seperti halnya siklus, begitu juga dengan kebutuhan emosional dari dasar pria terpenuhi, ia akan terdorong untuk memenuhi kebutuhan dasar pasangannya. Begitu juga saat kebutuhan dasar wanita terpenuhi, secara alamiah wanita akan memenuhi kebutha...
Read more

Evaluasi dan Refleksi Diri, Caranya?

Image
Evaluasi dan Refleksi Diri, Caranya? Penulis: Rania Hendradwiputri, S.Psi Evaluasi dan refleksi diri adalah salah satu proses penting dalam pengembangan diri seseorang dan pertumbuhan kesehatan dan kesejahteraan mental seseorang. Kapan dan mengapa kita perlu melakukan evaluasi dan refleksi diri? Kapannya adalah setiap saat kita selesai menjalani hari, setiap kita selesai melakukan sesuatu, dan mengapanya adalah agar kita dapat senantiasa memetik pembelajaran baru setiap saat dan mempelajari serta menghayati pengalaman setiap saat. Ini adalah tips dari Minlove untuk melakukan evaluasi dan refleksi diri: 1. Menulis jurnal. Menulis jurnal adalah cara yang efektif untuk merefleksikan pikiran, perasaan, dan pengalaman sehari-hari. Tulislah tentang apa yang terjadi, bagaimana itu mempengaruhi kita, dan apa hikmah yang dapat dipetik dan dipelajari dari pengalaman itu. 2. Menanyakan diri sendiri pertanyaan-pertanyaan reflektif. Tanyakanlah pada diri sendiri pertanyaan-pertanyaan seperti “apa y...
Read more

Apa Itu Conformity?

Image
Apa Itu Conformity? Penulis: Rania Hendradwiputri, S.Psi “Hmmm …, memang, sih, buku A tidak bagus!” Padahal kamu berpikir bahwa buku A bagus, tetapi gara-gara teman-temanmu berpikir buku A tidak bagus, kamu merasa kamu perlu untuk mengikuti pendapat mereka. “Hmmm …, kalian benar juga, sih, B tidak cocok untuk diajak berteman!” Padahal kamu berpikir bahwa B pantas untuk diajak berteman, tetapi kamu memilih untuk bilang seperti itu karena teman-temanmu tidak menyukai B. Pernahkah kalian mengalami hal-hal di atas, Soulmate LYS? Nah, itulah yang dinamakan dalam dunia psikologi sebagai conformity, atau dalam bahasa Indonesia konformitas, yaitu tendensi manusia untuk mengikuti tindakan, tingkah laku, pemilihan sikap, opini, pikiran, dan perasaan orang lain di sekitar mereka. 🙂 Konformitas biasa disebabkan oleh social pressure, seperti takut akan dihakimi oleh orang lain apabila kita memiliki opini atau sudut pandang yang berbeda dengan orang lain. Walhasil, kita memutuskan untuk iya-iya saj...
Read more